Wasiat Bohong dari 'Syaikh Ahmad' (Penjaga Kubur Rasulullah)
Dari Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (mufti saudi arabia), ditujukan kepada siapa saja diantara
orang-orang Islam yang mendapatkan surat ini, semoga Allah menjaga mereka dengan
agama Islam, dan melindungi kita serta mereka dari kejahatan para pendusta yang
bohong dan tengik.
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Amma ba'du :
Kami telah membaca edaran yang dinisbatkan kepada Syaikh Ahmad Khodim Al Haram
An Nabawi,
dengan judul :
"Ini adalah wasiat dari Madinah Munawwarah dari Ahmad Khodim Al Haram An Nabawi
"
Dalam wasiat ini dikatakan : pada suatu malam Jum'at aku pernah tidak tidur,
membaca Al Qur'an, dan setelah membaca Asma'ul Husna aku bersiap siap untuk
tidur, tiba tiba aku melihat Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam yang telah
membawa ayat ayat Al Qur'an dan hukum hukum yang mulia, kemudian beliau berkata
: wahai Syaikh Akhmad, aku menjawab : ya, ya Rasulullah, wahai orang yang
termulia diantara makhluk Allah, beliau berkata kepadaku : aku sangat malu atas
perbuatan buruk manusia itu, sehingga aku tak bisa menghadap Tuhanku dan para
malaikat, karena dari hari Jum'at ke Jum'at telah meninggal dunia sekitar
seratus enam puluh ribu jiwa (160 000) dengan tidak memeluk agama Islam .
Kemudian beliau menyebut contoh contoh dari perbuatan maksiat itu, dan berkata :
"maka wasiat ini sebagai rahmat bagi mereka dari Allah MahaPerkasa", selanjutnya
beliau menyebutkan sebagian tanda tanda hari kiamat dan berkata :" wahai Syaikh
Ahmad, sebarkanlah wasiat ini kepada mereka, sebab wasiat ini dinukil dari
Lauhul Mahfudz, barang siapa yang menulisnya dan mengirimnya dari suatu negara
ke negara lain, dari suatu tempat ke tempat yang lain, baginya disediakan istana
dalam sorga, dan barang siapa yang tidak menulis dan tidak mengirimnya, maka
haramlah baginya syafaatku di hari kiamat nanti, barang siapa yang menulisnya
sedangkan ia fakir maka Allah akan membuat dia kaya, atau ia berhutang maka
Allah akan melunasinya, atau ia berdosa maka Allah pasti mengampuninya, dia dan
kedua orang tuanya, berkat wasiat ini, sedangkan barang siapa yang tidak
menulisnya maka hitamlah mukanya di dunia dan ahirat".
Kemudian beliau melanjutkan :" Demi Allah 3x wasiat ini adalah benar, jika aku
berbohong, aku keluar dari dunia ini dengan tidak memeluk agama Islam, barang
siapa yang percaya kepada wasiat ini, ia akan selamat dari siksaan neraka, dan
jika tidak percaya maka kafirlah ia".
Inilah ringkasan dari wasiat bohong yang dikatakan dari Rasulullah Shalallahu
'alaihi wa sallam itu, kita telah berkali kali mendengar wasiat bohong ini, yang
mana telah tersebar luas dikalangan umat manusia secara terus menerus, anehnya
hal ini sangat laku dikalangan umum.
Dalam wasiat tersebut terdapat beberapa ungkapan yang saling kontradiktif,
diantaranya pendusta itu mengatakan bahwa ia (Syaikh Ahmad) melihat Rasulullah
Shalallahu 'alaihi wa sallam ketika hendak tidur, berarti ia melihatnya ketika
berjaga (tidak dalam mimpi), ia juga telah mendakwakan (dalam wasiat itu)
berbagai hal yang jelas jelas bohong dan bathil, dan kami akan terangkan nanti
Insya Allah.
Pada tahun tahun yang lalu kami telah menjelaskan kepada semua orang tentang
kebohongan dan kebatilan wasiat itu secara terang-terangan, ketika kami membaca
selebaran terahir ini, kami raguragu menulisnya, karena jelas kebatilannya dan
keberanian pembohong itu, dan kami tidak menduga sebelumnya hal itu bisa laku di
kalangan orang-orang berakal sehat, bahkan banyak dari kawan kami yang
memberitahukan, bahwa wasiat bohong itu telah tersebar diantara mereka, dan ada
yangmempercayainya.
Atas dasar itu semua kami memandang perlu untuk menulisnya ; menjelaskan
ketidakbenaran dan kebohongan wasiat itu terhadap Rasulullah Shalallahu 'alaihi
wa sallam, sehingga tak seorangpun dapat tertipu olehnya.
Barang siapa diantara para ahli ilmu yang beriman dan orang orang yang
berfikiran sehat mau mempelajarinya, niscaya ia akan tahu bahwa hal itu adalah
kebohongan ditinjau dari beberapa segi, kami telah menanyakan kepada keluarga
dekat Syaikh Ahmad yang wasiat bohong itu dinisbatkan kepadanya, tetapi mereka
mengingkari kebohongan itu, bahkan hal itu merupakan pembohongan terhadap
almarhum Syaikh Ahmad, sebab beliau belum pernah mengatakannya sama sekali, dan
beliau telah lama meninggal dunia, seandainya Syaikh Ahmad tersebut maupun yang
lebih hebat daripadanya mendakwakan bahwasanya ia melihat Nabi Muhammad ketika
sedang tidur atau berjaga, kemudian mewasiatkan seperti ini, pasti kita tahu
bahwa hal itu bohong belaka, atau yang mengatakan kepadanya setan bukan
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, berdasarkan keterangan keterangan di
bawah ini.
Diantaranya : bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam tidak akan dapat
dilihat oleh seseorang ketika ia berjaga setelah beliau wafat, jika ada dari
kalangan sufi yang mendakwakan bahwasanya ia melihat Rasulullah Shalallahu
'alaihi wa sallam ketika ia berjaga setelah ia wafat, atau beliau menghadiri
peringatan maulid atau yang lainnya, maka betul-betul ia telah berbuat salah dan
menyeleweng, karena sesungguhnya mayat itu akan bangkit dari kuburnya pada hari
kiamat, bukan di dunia sekarang ini.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Kemudian sesudah itu sesungguhnya kamu sekalian pasti akan mati, kemudian
sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat" (QS.
Al Mu'minun, 15-16).
Dengan demikian berarti Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjelaskan bahwasanya
kebangkitan mayat itu pada hari kiamat bukan di dunia seperti sekarang ini,
barang siapa yang menyalahi itu berarti ia jelas pembohong dan penyeleweng, ia
tidak mengetahui kebenaran sebagaimana telah diketahui oleh ulama salaf, para
sahabat Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, dan para pengikut mereka dengan
sebaik-baiknya.
Kedua : bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam tidak akan mengatakan
sesuatu berlawanan dengan yang hak, baik di masa hidupnya maupun sesudah
wafatnya, dan wasiat di atas tadi benarbenar telah menyalahi syariatnya secara
terang terangan ditinjau dari beberapa segi seperti di bawah ini.
Memang kadang kadang Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam dapat dilihat dalam
mimpi, barang siapa yang melihat wajah beliau yang mulia, berarti ia betul-betul
melihatnya, karena syetan tidak bisa meyerupai wajah beliau, sebagaimana hal itu
dijelaskan dalam hadits hadits shohih. Yang paling penting ialah bagaimana
keimanan orang yang mimpi tersebut, kejujurannya, keadilannya,hafalannya,
agamanya dan amanatnya ? Apakah ia melihat wajah Rasulullah Shalallahu 'alaihi
wa sallam atau yang lainnya ? Jika ada hadits disabdakan oleh Rasulullah
Shalallahu 'alaihi wa sallam di masa hidupnya diriwayatkan tidak melalui jalur
orang orang terpercaya, adil dan kuat hafalannya, maka hadits tersebut tidak
bisa dijadikan landasan huhum (argumen), atau hadits tersebut melalui jalur di
atas, tapi bertentangan dengan riwayat para perowi lain yang lebih terpercaya
dan lebih kuat hafalannya, sedangkan tidak ada jalur sanad yang lain untuk
dikorelasikan, maka yang pertama dimansukh (dihapus masa berlakunya) oleh yang
kedua, dan tidak boleh diamalkan, dan hadits kedua sebagai nasikh, boleh
diamalkan dengan syarat syarat tertentu jika memungkinkan, jika tidak
memungkinkan untuk dikorelasikan maka yang lebih lemah hafalannya dan lebih
rendah tingkat keadilannya harus ditinggalkan, berarti kedudukan hadits tadi
syadz (bertentangan dengan hadits lain yang lebih shahih) dan tidak bisa
diamalkan.
Sekarang bagaimana dengan penyampaian wasiat yang tidak diketahui bahwa ia telah
menukil dari Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, tidak diketahui keadilan
dan amanatnya ? Benar benar wasiat ini harus ditinggalkan dan tidak perlu
diperhatikan, walaupun isinya tidak bertentangan dengan syariat Islam, dan harus
lebih ditinggalkan jika wasiat itu mencakup hal hal yang menunjukkan kebatilan
dan kebohongan terhadap Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, bahkan mencakup
pensyariatan agama yang tidak diizinkan oleh Allah, sedangkan Rasulullah
Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda :
" Barang siapa yang mengatakan sesuatu hal (yang dinisbatkan kepada saya) yang
saya sendiri tidak pernah mengatakannya maka bersiaplah ia menduduki tempatnya
dari api neraka".
Pendusta itu telah mengatakan wasiat itu dari Rasulullah, sedangkan beliau tidak
pernah
mengatakannya, berarti ia telah berdusta pada Rasulullah dan pada dirinya
sendiri, bagaimana
ia akan bebas dari azab Allah Subhanahu wa Ta'ala yang sangat pedih itu, jika ia
tidak cepat-cepat bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan memberitahukan
kepada khayalak ramai bahwa ia telah mendakwakan dengan kebohongan wasiat itu
atas diri Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, sebab orang yang telah
menyebarkan kebatilan diantara manusia tidak akan diterima taubatnya kecuali
dengan mengumumkannya, sehingga diketahui oleh mereka bahwa ia telah kembali
kepada jalan yang lurus.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Sesungguhnya orang orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan,
berupa keterangan keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami
menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknat Allah dan
dilaknat(pula)oleh semua
(makhluk)yang dapat melaknat, kecuali mereka yang telah bertaubat dan mengadakan
perbaikan dan menerangkan (kebaikan), maka terhadap merekalah Aku (Allah)
menerima
taubatnya dan Akulah penerima taubat lagi MahaPenyayang" (QS. Al Baqarah,
159-160).
Dalam ayat di atas, Allah telah menjelaskan barang siapa yang menyembunyikan
suatu
kebenaran, maka taubatnya tidak akan diterima, kecuali jika ia mengadakan
perbaikan dan menjelaskan kebenaran tersebut, Allah telah menyempurnakan
agama-Nya bagi hamba-Nya, dan menyempunakan ni'mat-Nya kepada mereka dengan
mengutus Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam, dan wahyu yang diturunkan
kepadanya adalah sempurna, beliau tidak akan dicabut nyawanya kecuali telah
disempurnakan agama-Nya, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam firman-Nya :
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan
kepadamu nu'matKu, dan telah Kuridloi Islam sebagai agama bagimu" (QS. Al
Maidah, 3).
Pendusta wasiat ini telah datang pada abad keempat belas untuk mengelabuhi
manusia dan mensyariatkan kepada mereka agama baru, barang siapa yang
mengikutinya, maka baginya disediakan sorga, dan barang siapa yang menolak
syariat itu, maka baginya disediakan neraka. Dengan demikian ia hendak
menjadikan wasiat ini lebih baik dari Al Qur'an, yang mana jika seseorang tidak
menulisnya dan tidak mengirimkannya dari suatau negara ke negara lainnya
diharamkan baginya syafaat Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam pada hari
kiamat, ini merupakan pembohongan yang paling hina dan jelas sekali, betapa
tidak punya malu pembohong itu, ia telah berani berbuat bohong, kerena barang
siapa yang menulis Al Qur'an yang mulia dan mengirimkannya dari suatu negara ke
negara yang lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lainnya, tidak akan
mendapatkan keutamaan seperti itu jika ia tidak mengamalkan kandungannya,
bagaimana ia bisa memperoleh keutamaan itu jika hanya menulis dan mengirimkan
wasiat bohong itu dari suatu negara ke negara yang lain. Barang siapa yang tidak
menulis Al Qur'an dan tidak mengirimkannya dari suatu negara ke negara yang
lain, maka tidak diharamkannya baginya syafaat Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa
sallam, jika ia benar-benar mengimaninya dan mengikuti syariatnya, satu
kebohongan dalam wasiat ini saja sudah menjadi bukti atas kebatilannya,
kebohongannya yang jelas, kecerobohan, kebodohan, dan jauhnya dari ajaran
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam.
Selain apa yang telah kami sebutkan tadi, masih banyak lagi hal-hal yang
menunjukkan ketidakbenaran wasiat tersebut, walaupun pendusta itu bersumpah
seribu kali atau lebih atas kebenarannya.
Seandainya pembuat wasiat itu bersumpah, jika ia berdusta pasti ia akan tertimpa
azab yang sangat pedih sebagai saksi atas kebenarannya, maka tetap ia tidak bisa
dipercaya, dan wasiat itu tidak berubah menjadi benar, bahkan saya berani
bersumpah demi Allah dan demi Allah, bahwa perbuatan itu merupakan kebohongan
yang paling besar dan kebatilan yang paling hina, kita bersaksi kepada Allah dan
kepada malaikat yang telah datang kepada kita dan kepada kaum muslimin yang
telah memperoleh tulisan ini, suatu kesaksian kita sampaikan kepada Allah,
bahwasanya wasiat ini dusta dan bohong kalau dinisbatkan kepada Rasulullah
Shalallahu 'alaihi wassalam, semoga Allah membuat hina orang orang yang
menisbatkan wasiat itu kepada Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wassalam, dan
menyiksanya sesuai dengan perbuatannya.
Diantara sekian banyak kebatilan dan kebohongan wasiat tersebut adalah :
Pertama :
Isi kandungan wasiat tersebut yang berbunyi :" karena dari Jum'at ke Jum'at
telah meninggal dunia sekitar 160.000 orang dengan tidak memeluk agama Islam ",
kerena hal itu merupakan ilmu ghaib, dan wahyu bagi Rasulullah Shalallahu
'alaihi wa sallam telah berhenti setelah beliau wafat, sedangkan pada masa
hidupnya beliau tidak tahu ilmu ghoib, mana mungkin hal itu bisa terjadi
sepeninggal beliau ?
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Katakanlah: aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada
padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghoib dan tidak (pula) aku
mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat, aku mengetahui apa yang telah
diwahyukan kepadaku, katakanlah, apakah sama orang yang buta dengan orang yang
melihat ? maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?" (QS. Al An'am, 50).
"
Katakanlah tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara
ghoib,
kecuali Allah, dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan" (QS.
An Naml, 65).
Dalam hadits shahih disebutkan, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda :
"Banyak orang orang yang dijauhkan dari telagaku pada hari kiamat nanti, maka
aku berkata : ya Rabb, mereka adalah sahabat sahabatku, mereka sahabat
sahabatku, maka dikatakan kepadaku : sesungguhnya engkau tidak tahu tentang apa
yang mereka perbuat setelah engkau wafat ?, maka aku berkata sebagaimana hamba
sholeh(Nabi Isa) berkata :" Dan aku menjadi saksi bagi mereka selama aku hidup
bersama mereka, maka setelah Engkau telah mewafatkan aku, Engkaulah yang menjadi
penguasa bagi mereka dan sesungguhnya Engkau MahaMengetahui atas segala
sesuatu".
Kedua :
Ungkapan yang mengatakan : "barang siapa yang menulisnya sedangkan ia orang
fakir, maka Allah akan menjadikan kaya, atau ia berhutang maka Allah akan
melunasinya, atau ia berdosa maka Allah akan mengampuninya serta kedua orang
tuanya berkat wasiat ini, ... dan seterusnya", ini merupakan kebohongan besar
dan bukti nyata atas kebohongan pedusta itu, betapa ia tidak punya malu terhadap
Allah dan hamba hambaNya, karena ketiga hal di atas tidak bisa dicapai hanya
dengan menulis Al Qur'an, apalagi menulis wasiat ini yang jelas batilnya, tidak
lain pelaku dosa ini hanyalah akan mengkaburkan manusia saja, serta menjadikan
mereka selalu bergantung kepada wasiat itu, sehingga mereka mau menulisnya dan
mengelu elukan keutamaan yang dijanjikan, dengan meninggalkan tuntunan yang
telah disyari'atkan Allah kepada hamba hambaNya, ia menjadikan wasiat itu
sebagai sarana mencapai kekayaan, membayar hutang, dan ampunan Tuhan, kita
berlindung kepada Allah dari kehinaan, mengikuti hawa nafsu dan syetan.
Ketiga :
Isi kandungannya yang berbunyi :"Sedangkan barang siapa yang tidak menulisnya,
maka
hitamlah mukanya di dunia dan akhirat".
Ini juga merupakan kebohongan besar dan bukti nyata atas kebatilan wasiat
tersebut serta
pengecutnya pendustanya, mana ada orang yang berakal akan menerima perkataan
itu, pembawa wasiat itu adalah seorang manusia yang hidup pada abad keempat
belas hijriyah, dan tidak diketahui identitasnya, ia mendakwakan kebohongan atas
diri Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam dengan anggapan bahwa barang siapa
yang menulisnya akan dijamin dengan tiga jaminan di atas.
MahaSuci Engkau Ya Allah, ini merupakan kebohongan yang besar, bukti bukti dan
realita yang secara empiris telah menunjukkan atas kebohongan pendusta itu,
betapa besar dosanya di sisi Allah, sebab kelancangannya benar-benar ia tidak
punya malu terhadap Allah dan semua manusia, karena telah banyak orang yang
tidak menulis wasiat ini, namun mereka toh mukanya tidak hitam, di lain pihak
telah banyak orang yang menulis wasiat ini, namun mereka masih juga tetap tidak
bisa membayar hutangnya, dan tetap saja dalam kefakirannya.
Maka marilah kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari kecenderungan
hati dan dari kotoran dosa, sifat-sifat dan balasan-balasan di atas tidak pernah
di janjikan oleh syariat yang mulia bagi orang orang yang menulis kitab suci Al
Qur'an, kitab yang paling mulia dan paling agung, bagaimana hal itu bisa dicapai
oleh orang yang menulis wasiat bohong, wasiat yang mencakup berbagai kebatilah,
dan dihiasi bermacam macam kekafiran.
MahaSuci Allah, alangkah sabarnya Dia (Allah) terhadap hamba hamba yang berbuat
dusta atas-Nya.
Keempat :
Isi wasiat ini berbunyi :"Barang siapa yang percaya kepada wasiat ini, pasti
akan selamat dari siksaan neraka, jika tidak percaya kafirlah dia".
Ini juga merupakan keberanian yang luar biasa untuk berbuat bohong, dengan
kebatilannya pendusta itu mengajak semua manusia untuk mempercayai tipu dayanya,
ia mengira bahwasanya mereka akan selamat dari api neraka jika memang mau
mempercayainya, dan barang siapa yang tidak mempercayainya maka ia pantas
dianggap kafir, demi Allah, pembohong itu tidak mengatakan sesuatu yang haq,
bahkan sebaliknya, jika ada orang yang mempercayainya maka ia pasti dianggap
kafir, bukan orang yang mendustakannya karena dakwaannya tidak berdasar dalil.
Kita bersaksi kepada Allah, bahwasanya dakwaan itu adalah bohong belaka,
pendusta itu
hendak mensyariatkan kepada manusia apa apa yang tidak di izinkan Allah, dan
sengaja memasukkan sesuatu hal baru dalam agama mereka apa apa yang tidak ada
didalamnya, sedangkan Allah telah melengkapi dan mencukupkan agama umat ini,
sejak empat belas abad yang silam, yaitu sebelum datangnya pendusta ini.
Maka berwaspadalah, wahai para sidang pembaca dan kawan-kawan seagama, janganlah
percaya terhadap dakwaan-dakwaan dusta seperti ini, jauhilah penyebarannya di
kalangan
anda sekalian, karena yang haq selalu disinari oleh cahaya yang tidak kabur,
carilah kebenaran disertai dalilnya, bertanyalah kepada para Ulama jika kamu
mendapatkan kesulitan,
dan janganlah tertipu oleh sumpah sumpah bohong pendusta, karena iblis telah
bersumpah kepada kedua orang tua kita yaitu Adam dan Hawa, bahwasanya ia sebagai
penasehat bagi keduanya, padahal ia tak lain adalah gembong penghianat dan
pendusta ulung, sebagaimana yang diceritakan Allah dalam Al Qur'an :
"Dan dia (syetan) bersumpah kepada keduanya (Adam dan Hawa), sesungguhnya saya
adalah termasuk orang orang yang memberi nasehat kepadmu sekalian " (QS. Al
A'raf, 21).
Maka dari itu, anda sekalian harus selalu waspada terhadap pendusta ini dan para
pengikutnya, sebab banyak diantara mereka yang mempunyai sumpah bohong,
mengingkari janji, dan menghiasi perkataan-perkataannya untuk membujuk dan
menyesatkan.
Semoga Allah tetap memelihara kami, anda sekalian dan kaum muslimin semua dari
segala kejahatan syetan, fitnah orang-orang yang menyesatkan, penyelewengan
orang orang yang menyimpang, dan tipu daya musuh musuh Allah Subhanahu wa
Ta'ala, mereka hendak membaurkan agama dan memadamkan cahaya Allah dengan
mulut-mulut mereka dan mengkaburkan agamaNya bagi umat manusia, tetapi Allah
pasti menyempurnakan cahaya-Nya serta menolong agama-Nya, walaupun musuh
musuh-Nya baik dari kelompok syetan dan pengikutnya maupun orang orang kafir dan
atheis itu tidak rela.
Adapun hal hal yang telah disebutkan pendusta ini tentang timbulnya
kemungkarankemungkaran adalah realitas, dan Al Qur'an dan hadits pun telah
memperingatkan kita sejauh mungkin, pada keduanya (Al Qur'an dan Hadits)
terdapat hidayah dan kecukupan. Mari kita memohon kepada Allah, agar berkenan
memperbaiki keadaan kaum muslimin dan memberi karunia kepada mereka untuk tetap
mengikuti yang haq dan tetap konsisten dalam menjalankannya, serta mau bertaubat
kepada-Nya dan meminta ampunan-Nya dari segala macam dosa, karena sesungguhnya
Dia Maha Penerima taubat, Pemurah dan berkuasa atas segala galanya.
Adapun yang telah disebutkan tentang tanda-tanda hari kiamat, maka hal itu sudah
dijelaskan oleh hadits-hadits shahih, selain juga Al Qur'an telah menyinggung
sebagian saja, barang siapa yang ingin mengetahuinya ia dapat mendapatkannya
pada bab-bab tertentu dalam buku buku hadits serta karangan karangan para ahli
ilmu dan iman.
Akhirnya, sudah cukup jelas bagi kita bahwa kebohongan pendusta itu tidak
diragukan lagi, karena ia telah mengkaburkan dan mencampur adukan antara yang
haq dan yang batil, cukup Allahlah sebagai penolong kita, Dia sebaik baik
pelindung, tak ada kekuasaan dan kekuatan apapun kecuali di tangan Allah.
[Dikutip dari ÇáÍÐÑ ãä ÇáÈÏÚ Tulisan Syaikh Abdullah Bin Abdul Aziz Bin Baz,
Mufti Saudi Arabia. Penerbit Departemen Agama Saudi Arabia. Edisi Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar