Selasa, November 25, 2008

TERUNTUK SAHABATKU

Dari sebuah milist. JazahuLLah utk yg menulis/menerjemahkan.

Salam,Ahmad S


TERUNTUK SAHABATKU

Penulis: Ummu Habibah
Muroja'ah: Ustadz Abu Salman

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh
Wahai sahabatku bagaimanakah kabarmu hari ini? Apakah engkau sudah
mempersaksikan di hadapan seluruh makhluk dan malaikat yang menjunjung
'Arsy yang agung dan malaikat seluruhnya bahwa engkau seorang muslim?
Mempersaksikan bahwa Dia lah Robb yang agung, yang paling pedih azabnya
sekaligus paling luas rahmatnya, sebagai Dzat yang satu-satunya berhak
diberikan seluruh kecintaan, rasa takut dan harap dengan ketundukan dan
penyerahan diri yang sempurna?

Sahabatku, sudahkah engkau bertekad hari ini untuk mengerjakan sunnah
Rosululloh dengan benar dan ikhlas di atas syariat yang haq, yang tidak
dinodai kebatilan syahwat dan syubhat yakni dengan cara mengikuti metode
pemahaman dan pengamalan islam yang dilakukan oleh sahabat yang
mustaqiim?

Sahabatmu menulis risalah ini saat hatinya sedang terbang melihat
sahabatnya yang mencintai agama Allah... menginginkan kebaikan pada
dirinya dan orang-orang yang disayanginya...
Sahabatmu menulis risalah ini mengharapkan agar sekiranya risalah ini
menjadi batu perbaikan untuk meraih metode pemahaman dan pengamalan
islam yang lurus dan meraih jalan kebaikan...
Sahabatmu menulis risalah ini dengan niat -yang semoga Alloh
meluruskannya- yang menginginkan kebaikan bagi engkau wahai sahabatku...
Sahabatmu menulis risalah ini dengan harapan semoga melapangkan dada,
menjernihkan akal dan bisa diterima oleh hati...
Sahabatmu menulis risalah ini agar ilmu menjadi bersinar dan tersebar...
dan menjadi pembuka menuju jalan ke jannah-Nya...
Sahabatmu menulis risalah ini dan sangat mengharapkan persatuan kata
dalam satu shaf yang sama, bersama-sama menapaki atsar Rosullulloh dan
sahabatnya dan meraih beribu-ribu keindahan iman yang dicapai tholabul
'ilmi...
Sahabatmu menulis risalah ini dan dia yakin dengan pasti dan tanpa ragu
didalamnya ada kesalahan dan kekurangan... karenanya dia memohon ampun
kepada Alloh dan memohon maaf kepadamu sahabatku...

Tausiyah Untukku dan Untukmu

Sahabatku, bacalah apa yang Allah firmankan padamu...

"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?" (Az-Zumar: 9)

"Allah meninggikan orang-orang yang beriman diantara kalian dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat."
(Al-Mujadillah: 11)

"Sesungguhnya orang yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya
hanyalah orang-orang yang berilmu." (Fathir: 28)

Sahabatku, ingatlah pesan Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam
kepadamu...

"Barangsiapa yang Allah menghendaki suatu kebaikan pada dirinya maka Dia
memberinya pemahaman dalam masalah dien." (HR. Bukhori Muslim)

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi
termasuk pula semut di dalam liangnya, termasuk pula ikan paus,
benar-benar bersholawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan pada
manusia." (HR. Tirmidzi)

"Kelebihan orang yang berilmu atas ahli ibadah ialah seperti kelebihan
rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang gemintang. Sesungguhnya
orang-orang yang berilmu itu adalah para pewaris para nabi. Para nabi
tidaklah mewariskan dinar dan dirham, tetapi mewariskan ilmu. Barang
siapa mengambil ilmu itu, berarti dia telah mengambil bagian yang
banyak." (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)

"Sesungguhnya para malaikat benar-benar mengepakkan sayap-sayapnya pada
orang-orang yang mencari ilmu, karena ridho terhadap apa yang
dicarinya." (HR. Imam Ahmad dan Ibnu Majah)

"Barang siapa meniti suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah
memudahkan jalan baginya ke surga." (HR. Muslim)

"Barangsiapa yang didatangi kematian pada saat dia sedang mencari ilmu,
yang dengan ilmu itu dia hendak menghidupkan islam, maka antara dirinya
dan para nabi hanya ada satu derajat di surga." (HR. Ath-Thabrani)

Ketahuilah sahabatku... hukum mencari ilmu dien adalah wajib. Rosululloh
bersabda, "Mencari ilmu itu wajib atas setiap muslim." (HR. Ahmad dan
Ibnu Majah)

Ketahuilah sahabatku... diantara semua ilmu ada ilmu yang terpuji dan
ada ilmu yang tercela. Dan di antara ilmu yang terpuji ada yang hukumnya
fardhu 'ain dan ada yang hukumnya fardhu kifayah. Ilmu yang hukumnya
fardhu 'ain adalah ilmu yang dengannya engkau dapat mengenal Allah,
melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dalam setiap
gerak-gerikmu, ucapanmu, perbuatanmu yang kau tampakkan maupun yang ada
di dalam hatimu. Sedangkan ilmu yang termasuk fardhu kifayah adalah
setiap ilmu yang dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan hidup di dunia
seperti ilmu kedokteran dan farmasi.

Maka ilmu yang fardhu 'ain wajib untuk dicari oleh setiap muslim
sedangkan ilmu yang fardhu kifayah adalah wajib untuk dicari oleh
seorang muslim, namun apabila sudah dikerjakan oleh sebagian muslim maka
gugur kewajiban yang lain.

Ketahuilah sahabatku... jadilah salah seorang diantara dua jenis
manusia. Pertama jadilah orang yang sibuk dengan dirimu sendiri dengan
hal yang fardhu 'ain. Kedua setelah selesai dengan kesibukan diri
sendiri berilah manfaat pada orang lain dengan hal yang fardhu kifayah.
Jangan menjadi orang yang hanya sibuk memperbaiki orang lain sebelum
memperbaiki diri sendiri. Perhatikanlah hati dan amalanmu. Jika engkau
belum bisa menata diri sendiri dan hatimu, maka janganlah engkau
menyibukkan diri dengan yang fardhu kifayah sebab orang lain telah
banyak yang mengamalkan ilmu ini. Orang yang hendak mencelakakan dirinya
sendiri dengan memperbaiki keadaan orang lain adalah orang yang bodoh.
Perumpamaan dirinya seperti orang yang di dalam pakaiannya tersusupi
kalajengking, lalu dia mengendap-endap untuk menghalau seekor lalat agar
tidak hinggap di tubuh orang lain di sampingnya.

Jika engkau sudah bisa menata diri sendiri, engkau boleh menyibukkan
diri dengan ilmu yang fardhu kifayah. Mulailah mencari ilmu dari
Kitabullah dan Sunnah baru engkau mendalami ilmu yang lain. Janganlah
engkau menghabiskan umurmu dalam satu jenis ilmu karena ingin
mendapatkan predikat spesialisasi. Sesungguhnya ilmu itu sangat banyak
sementara umur manusia sangat terbatas. Maka pilihlah ilmu yang paling
bermanfaat bagimu yang dengannya engkau bisa meraih ridho Allah.

Sahabatmu ini pernah mendapatkan nasihat, "Sempatkan waktumu menemui
majelis-majelis ta'lim yang lurus aqidah, akhlaq dan manhajnya sekalipun
harus menempuh jalan yang jauh dan sulit. Sempatkan hatimu untuk
menerima belaian dan makanan berupa ilmu. Ingat dan ketahuilah bahwa
sesungguhnya ilmu bagi hati bagaikan air bagi ikan. Apa jadinya ikan
tanpa air? Lalu apa jadinya hati tanpa ilmu?"

Namun sahabatmu ini sibuk sekali dengan urusan dunia dan prestasi,
menganggap bahwa dunia sudah cukup untuk menepis musibah dan meraih
kebahagiaan. Kebahagiaan datang lalu pergi dan hatinya terasa begitu
kering. Musibah datang silih berganti dan membuat hatinya semakin kering
hingga sahabatmu ini mendapat nasehat lagi...

Zuunuun rodhiyallahu 'anhu berkata, "Wahai saudaraku berdirilah di
hadapan tuhanmu seperti anak kecil di hadapan ibunya. Setiap kali ia
dipukul oleh ibunya, ia malah bergerak ke arahnya dan setiap kali ia
diusir ia malah mendekatinya. Keadaannya tetap seperti itu sampai sang
ibu mendekapnya."

Sabarlah jika engkau sedang ditimpa musibah, berdoalah kepada Allah agar
semua itu bisa mengurangi dan menghapus dosa-dosamu. Kembalilah pada
Allah dan carilah solusi dari Rosulullah. Sesungguhnya dalam Islam
terdapat solusi bagi seluruh permasalahan. Dan cukupkan dirimu dengan
solusi yang Allah dan Rosul-Nya berikan. Karena Allah lah yang Maha
Bijaksana, menentukan yang terbaik bagi hambaNya. Dan memang, solusi
terbaik atas seluruh urusan adalah islam, agama yang sempurna dan indah
dari segala segi. Kebahagiaan hakiki ada pada Islam.

Sahabatku... bersabarlah untuk terus melangkah menggapai manisnya iman.
Kita tidak akan pernah tahu, kapan umur kita pupus. Maka manfaatkanlah
waktu untuk bersegera merajut manfaat dalam ridho Allah. Perjalanan
sungguh amat jauh dan berat karenanya perlu bekal yang banyak agar kita
tidak merugi. Dan kumpulkan bekal itu sekarang karena kita tidak tahu
sampai kapan kita hidup. Bahkan sampai besok pagi pun kita tidak tahu
apakah kita masih hidup.

Kelak di akherat, Robb kita tidak akan menanyakan: Bagaimana duniamu?
Apakah orang tuamu kau bahagiakan dengan duniamu?

Tidak, sama sekali tidak...
Justru Robb kita akan bertanya: Untuk apa masa mudamu kau gunakan? Dan
semoga saat itu walidain kita akan bangga dengan kesholehan anaknya,
bukan dengan hal-hal yang dibanggakan di dunia tapi hakikatnya menjadi
tamparan yang amat menyakitkan bagi mereka di akherat. Manakah yang
engkau ridho atasnya sahabatku?

Jangan tertipu oleh alasan-alasan maya yang dibisikkan syaithon untuk
membenarkan yang salah, menghalalkan yang haram dan menyamarkan hal-hal
yang jelas.

Sahabatku... tentulah kita semua tahu bahwa terbukanya pintu taubat
adalah hingga ditariknya nyawa sampai tenggorokan. Setelah itu
tertutuplah pintu taubat untuk selamanya dan tak berguna lagi penyesalan
sesudah itu. Tapi sahabatku, tak seorang pun tahu kapan kematian
menjemput, kapan pintu taubat ditutup, apakah tahun depan, bulan depan,
malam ini atau setelah beranjak dari tempat ini?? Tak ada satu makhluk
pun yang mengetahuinya hingga begitu banyak manusia meremehkan bersegera
dalam bertaubat dan dalam keadaan merasa aman dengan ilmu, amal, dan
agama yang ia miliki sekarang. Padahal barangsiapa yang merasa aman
dengan agamanya maka Allah mencabut agamanya pada saat itu juga.

Sahabatmu ini hanya bisa berdoa semoga dalam kesendirian kita
masing-masing kita tetap bersemangat berpegang teguh terhadap al-haq,
tetap istiqomah, menjunjung nilai-nilai sunnah dalam setiap tingkah,
langkah, menit dan detik kita. Kita berlindung kepada Allah dari
fitnahnya dunia dan segala perhiasannya. Semoga kita diselamatkan dari
tipu daya dan bisikan syaithon yang melalaikan kita dari mengingat
agungnya akherat.

Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Kita sudah
mengetahui maknanya. Lalu kapankah kita mengamalkan?

Risalah ini hanya sekadar mengingatkanmu sahabatku, sesungguhnya ilmu
yang kita pelajari di kampus bermanfaat. Tidak ada yang melarang kita
untuk mempelajarinya, bahkan sangat dianjurkan demi kemaslahatan umat
Islam. Apalagi jika kita belajar untuk birul waliddain, tentu pahalanya
akan lebih berlipat lagi. Tapi sekali lagi sahabatku, tentu engkau sudah
mampu mempertimbangkan manakah yang seharusnya lebih didahulukan, bahwa
ilmu yang kita pelajari hukumnya fardhu kifayah dan butuh ilmu yang
fardhu 'ain sebagai landasannya. Sahabatku, engkau sudah dewasa dan
engkaulah yang berhak menentukan jalan yang akan engkau tempuh.
Sahabatmu ini sekedar menyampaikan ilmu yang sudah sampai padanya.
Karena sahabatmu ini sangat menyayangimu karena Allah dan berharap kelak
bertemu denganmu di surgaNya dan masih bersamamu ketika menuai ridho-Nya
dan memandang wajah-Nya. Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dari sahabatmu...

- Ummu Habibah

Maroji': (Ru'yatul Waq'iyah) (Minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah Al
Maqdisi)

Tidak ada komentar:

SELAMAT DATANG..AHLAN WA SAHLAN..WELCOME..SUGENG RAWUH..

Ahlan wa sahlan......Met berkunjung
Harapan semoga tercerahkan dan bermanfaat.