Rencana brusan saya akan sign out dan istirahat dl, ada kiriman email dari Ust Ispiraini ,Lc yang sangat menarik utk di terbitkan di buletin KNRP jum'at besok. Ane izin posting dulu di blog sederhana ini. Semoga bermanfaat.
Salam,Ahmad S
Jihad, Antara Gaza dan Batam
Ispiraini, Lc
Ketua KNRP (Komite Nasional untuk Rakyat Palestina) Kota Batam
Siapa yang tidak ingin mencari syahid? Setiap kita adalah perindu syahid, mati ketika berperang membela agama Allah ta’ala, kenikmatan mati syahid digambarkan oleh Rasulullah begitu menggoda, “sesungguhnya orang yang mati syahid itu mendapatkan tujuh hal di sisi Allah: dia diampuni sejak pertama kali darahnya memancar, ia melihat tempat duduknya di syurga, dia diberi perhiasan dengan hiasan iman, dia diselamatkan dari siksa kubur, dia diamankan dari kegoncangan yang besar (kiyamat), diletakkan di atas kepalanya mahkota kebesaran yang mana satu mutiaranya lebih baik daripada dunia dan seisinya, dia dinikahkan dengan 72 bidadari dan dia diberikan hak untuk memberi syafaat kepada 70 orang dari kerabatnya.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad, Syaikh al-Albani mengatakan shahih dalam Shahih at-Targhib dan at-Tarhib).
Namun kondisi Batam yang aman dan damai, yang jauh dari suasana perang, seakan tidak memberikan kita kesempatan untuk mencari syahid di tanah Melayu ini, sementara Palestina khususnya Gaza, yang hari ini menjadi kampusnya para syuhada, jaraknya begitu jauh dari Batam. Tidak hanya jauh, untuk masuk ke Gaza saja bukan perkara yang mudah, karena sejak HAMAS memenangkan pemilu pada tahun 2006 lalu, Gaza menjadi kota penjara, yang dari semua penjuru mata angin tidak bisa dimasuki kecuali melalui jalan “tikus”. Disamping itu, para pejuang Palestina menyatakan bahwa mereka belum membutuhkan tambahan personel dalam perang menghadapi serangan Zionis
Sekalipun pelik, setiap kita tidak boleh memadamkan cita-cita untuk mati syahid, Rasulullah bersabda, “ siapa yang memohon mati syahid dengan tulus, maka Allah akan menepatkannya pada kedudukan para syuhada, sekalipun dia mati diatas kasur.” (HR. Muslim, kitab al-Imarah, no. 1909), sekalipun kita belum mampu berangkat kesana, masih ada kesempatan menuai pahala yang sama dengan mereka, Rasulullah pernah bersabda ketika dalam perjalanan pulang dari jihad di perang Tabuk, “sesungguhnya di Madinah, ada sejumlah orang yang tidak menyertai kita, tapi pada setiap jalan ataupun lembah yang kita tempuh, sebenarnya mereka menyertai kita. Mereka tidak dapat pergi karena halanngan.” (HR. Bukhari, no. 2684) Dalam riwayat lain disebutkan, “melainkan mereka sama-sama mendapat pahala seperti kalian.” (HR. Muslim, no. 1911). Ibnu Hajar mengomentari hadits tersebut, “hadits ini menunjukkan seseorang dapat meraih pahala orang yang berbuat, ketika dia terhalang untuk melakukannya sendiri.” (Fathul Bari, vol. 6).
Bentuk jihad di Batam
Allah SWT dalam banyak ayat menjelaskan dua model jihad; dengan jiwa dan harta, “dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu dijalan Allah.” (QS. At Taubah : 41). Ketika jihad dengan jiwa belum bisa kita laksanakan, kita tetap dibebankan jihad dalam model yang lain, yakni jihad harta. Apalagi kondisi Jalur Gaza sekarang ini yang betul-betul sudah luluh lantak, maka jihad harta tidak bisa dipandang dengan sebelah mata. Itulah jihad yang tidak bisa dihindarkan oleh siapa saja yang berada diluar
Rasulullah bersabda, “siapa yang mendanai orang yang berperang dijalan Allah, berarti dia juga ikut berperang, dan siapa yang mengurusi keluarga orang yang sedang berperang dengan baik, berarti dia juga ikut berperang.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pertama, Memboikot produk yang menjadi sponsor Zionis
Ide yang semulanya dilontarkan oleh ulama kharismatik Syaikh Yusuf al Qaradhawi ini akan semakin terasa pengaruhnya kalau setiap pimpinan negara Islam komitmen dan bersatu, apalagi negara-negara muslim selama ini mejadi pasar yang cukup menjanjikan dan menguntungkan. Namun sayang, beberapa pemimpin Arab yang kaya raya, lebih mementingkan perut mereka sendiri disbanding memberikan belas kasih bagi rakyat Palestina.
Ketika ini tidak didukung pemerintah, memang efeknya tidak bisa langsung kita rasakan, ditambah lagi sebagian masyarakat kita lebih enjoy dengan produk “Israel”, tetapi minimal ini menjadi pertanggungjawaban kita dihadapan Allah kelak, bahwa kita sudah berusaha sesuai kemampuan yang kita punya.
Kedua, Berusaha berhenti atau mengurangi kebiasaan merokok., Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, Indonesia menempati urutan ketiga terbanyak jumlah perokok di Asia yang mencapai 146.860.000 jiwa (Kompas, 7 Juni 2008), kita bisa bayangkan kalau saja seperempat dari itu berhenti merokok selama seminggu saja, lalu dananya dialihkan bagi jihad Palestina, maka akan terkumpul dana sebesar Rp. 1,78 Trilyun (dengan asumsi setiap mereka merokok sebungkus sehari dengan harga satuannya Rp. 7000). Jumlah yang bombastis, kalau setiap perokok berusaha mengalihkan anggaran belanja rokoknya buat saudaranya di Palestina.
Ketiga, Berusaha hemat dalam belanja, terutama yang terkait dengan sesuatu yang bersifat konsumtif dan hiasan. Sebuah koran harian dikawasan Teluk telah mempublikasikan berita yang cukup mencengangkan, bahwa setiap tahunnya warga dinegara-negara Teluk membelanjakan US$ 1,7 M untuk keperluan kosmetik, perhiasan dan busana. Kita bisa bayangkan kalau saja mereka bisa berhemat setengahnya saja, maka jumlah dana yang bombstis akan terkirim bagi pejuang di Palestina.
Ikhtitam
Kita sudah seharusnya menyadari bahwa, kita tidak akan mati kelaparan karena berjihad harta. Semua harta yang kita salurkan bagi pejuang di Palestina, tidak akan pernah menjadi sesuatu yang sia-sia. Dalam sebuah riwayat dari Aisyah, Rasulullah pernah memotong seekor kambing, lalu dagingnya Aisyah bagi-bagikan kepada orang miskin semua dagingnya kecuali bagian lengannya, Rasulullah bertanya pada Aisyah, “apa yang tersisa dari daging kambing itu?”, Aisyah menjawa, “tidak ada yang tersisa, kecuali lengannya.” Rasulullah mengoreksi jawaban Aisyah dengan sabdanya, “semuanya tersisa (tidak habis) kecuali lengannya (karena akan dimakan habis).” (HR. Tirmidzi, Syaikh al-Albani mengatakan haditsnya shahih dalam kitab Misykat al-Mashabih).
Mudah-mudahan, apa yang telah kita sumbangkan bagi rakyat Palestina selama ini, menjadi pemberat timbangan kebaaikan kita di hari Kiamat kelak, amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar