Special: Akar Konflik Palestina-Israel
Pengantar: Sebagai hadiah menyambut Tahun Baru Hijriyyah 1 Muharram 1430
H. Sebagai
bentuk rasa solidaritas kepada saudara-saudara seiman di Gaza Palestina.
Sebagai ungkap
rasa cinta kepada sesama Muslim, dimanapun mereka berada.
(Embedded image moved to file: pic13694.jpg)
Jenazah Muslim Palestina bergelimpangan. Korban arogansi Bani Israil.
Sumber foto:
swaramuslim. com
Bismillahirrahmaani rrahiim.
Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi, dalam wawancara
dengan TVOne
mengatakan, bahwa serangan Israel ke Jalur Gaza sejak 27 Desember lalu,
adalah serangan
ilegal yang telah terjadi selama puluhan tahun. Dalam ulasan berita di
MetroTV
disebutkan, serangan Israel kali ini merupakan kejadian paling buruk
sejak 60 tahun
terakhir (sejak Israel berdiri tahun 1948). Para mahasiswa Arab
mempertanyakan posisi
Liga Arab yang tidak bisa berbuat apa-apa. Dunia internasional, termasuk
negara-negara
Eropa mengutuk keras serangan Israel ke Gaza, tetapi pihak yang dikutuk
terus melancarkan
serangan. Bahkan Israel telah menyiapkan tank-tank dan pasukan cadangan
sekitar 6500
orang. Targetnya jelas, seperti kata Ehud Barak, yaitu menggulingkan
Hamas.
Masalah konflik Palestina-Israel bukanlah konflik satu bangsa dengan
bangsa lain. Ia
adalah konflik peradaban yang usianya sangat tua. Disana terbentang
benang merah panjang,
sejak konflik antara Nabi Muhammad shallallah 'alaihi wa sallam dengan
kaum Yahudi di
Madinah, konflik antara Yahudi dan Romawi, konflik antara Yahudi dengan
negara-negara
Eropa, konflik antara Musa dengan Fir'aun, bahkan konflik antara Yusuf
'alaihissalam
dengan saudara-saudaranya. Ujung-ujungnya adalah konflik abadi antara
Allah Ta'ala dengan
iblis laknatullah 'alaih.
Kalau memahami konflik ini hanya secara lokal dan temporer, yakinlah
Anda akan tersesat
dalam frustasi. Kondisi Ummat Islam di jaman modern yang penuh kesulitan
dan derita,
merupakan bagian dari konflik ini. Yahudi sendiri adalah bangsa "terkuat
di dunia", dalam
arti: merekalah satu-satunya ras manusia yang berani konfrontatif
melawan kehendak Allah
Ta'ala.
Sejarah Kebangkitan Yahudi
Ketika melihat konflik Palestina-Israel, kita perlu merunut kembali
catatan-catatan
perjalanan sejarah di masa lalu. Disana kita akan menemukan bahan-bahan
untuk memahami
peta konflik ini secara utuh. Jika tidak demikian, maka kita hanya akan
"konsumen
terbaik" berita-berita media massa seputar konflik ini. Bayangkan semua
ini sudah dimulai
sejak era Perang Arab, pembakaran Masjid Aqsha, tragedi Sabra Satila,
Intifadhah akhir
80-an, tragedi Al Khalil Hebron, penembakan Muhammad Ad Durrah,
pembunuhan Syaikh Ahmad
Yasin dan Abdul Aziz Rantisi, dll. sampai serangan Israel saat ini. Dan
rata-rata model
peristiwanya serupa, hanya berbeda waktu dan para pelakunya saja.
Mari kita runut latar-belakang historis fitnah Yahudi di dunia, dengan
memohon petunjuk
dan pertolongan Allah Ta'ala:
[1] Bani Israil pada dasarnya masih keturunan Ibrahim 'alaihissalam.
Ibrahim memiliki dua
anak, Ismail dan Ishaq 'alaihimassalam. Ismail nanti menurunkan
keturunan bangsa Arab
Adnani, lalu Ishaq mempunyai anak Ya'qub 'alaihissalam. Nah, Ya'qub
inilah yang kemudian
disebut Israil, sehingga anak-anak Ya'qub di kemudian hari disebut Bani
Israil.
[2] Saat berbicara tentang Bani Israil, perhatian kita segera tertuju
kepada anak-anak
Ya'qub. Mereka adalah Yusuf 'alaihissalam, Benyamin, dan 11 saudara
Yusuf. Semuanya
berjumlah 13 orang; sama jumlahnya dengan matahari, bulan, dan 11
bintang yang terlihat
dalam mimpi Yusuf sedang bersujud kepadanya. Karena itu angka 13
merupakan "angka
keramat" bagi Yahudi sampai saat ini. Banyak logo-logo perusahaan top
dunia dibuat dari
karakter 13 ini.
[3] Secara umum, Bani Israil itu mewarisi dua sifat besar, yaitu: sifat
keshalihan dan
sifat durjana. Sifat keshalihan diturunkan dari garis Yusuf
'alaihissalam. Sedangkan
sifat durhaka diturunkan dari sifat saudara-saudara Yusuf (seayah
berbeda ibu). Disana
sudah tampak bakat-bakat kelicikan, dengki, kebohongan, dan sebagainya.
Tetapi itu
sebatas potensi, bukan kemutlakan takdir. Apalagi, di akhir hayat
Ya'qub, seluruh
anak-anaknya tunduk dalam agama tauhid. (Al Baqarah: 133). Saat
berbicara tentang Bani
Israil, sebagian orang sangat shalih dan sebagian sangat durhaka. Namun
setelah
kedatangan Islam, Bani Israil tidak diperkenankan lagi mengikuti agama
selain Islam. Jika
mereka tidak masuk Islam, dianggap durhaka seluruhnya, tidak ada
toleransi sedikit pun.
(Ali Imran: 85).
[4] Perjalanan sejarah Bani Israil dimulai ketika Yusuf 'alaihissalam
bersentuhan dengan
peradaban Mesir. Waktu itu atas jasa Yusuf membantu bangsa Mesir, mereka
diberi lahan
luas oleh penguasa Mesir di wilayah Kan'an. Disana Ya'qub dan
anak-keturunannya mulai
membangun kehidupan. Mereka memilih tinggal di Kan'an sebab dekat dengan
Mesir yang
makmur, sedang di tempat asalnya sering dilanda paceklik. Waktu itu anak
keturunan Ya'qub
sangat dihormati penguasa Mesir. Entah bagaimana mulanya, hubungan
bangsa Mesir dengan
anak-keturunan Ya'qub lama-lama menjadi buruk. Alih-alih Mesir akan
menghargai jasa-jasa
Yusuf di masa lalu, mereka malah menjadikan Bani Israil sebagai
budak-budak. Setelah
ditinggal oleh Ya'qub dan Yusuf, nasib Bani Israil menjadi bulan-bulanan
bangsa Mesir.
Hal itu bisa terjadi karena sifat buruk Bani Israil sendiri atau sifat
menindas bangsa
Mesir. Tetapi kalau mencermati sikap penguasa Mesir yang bersikap
sportif kepada Yusuf,
kemungkinan hal itu karena sifat Bani Israil sendiri.
[5] Era perbudakan Bani Israil di Mesir sangat mengkhawatirkan. Bukan
saja karena
perbudakan itu kejam, tetapi ia bisa menghancurkan karakter sebuah
bangsa (Bani Israil).
Bayangkan, selama ratusan tahun mereka tertindas oleh sistem tirani di
Mesir. Bani Israil
diberi anugerah berupa bakat-bakat kecerdasan besar, dan manakala bakat
itu dibesarkan di
bawah sistem perbudakan, ia bisa melahirkan penyimpangan mental dan
pemikiran luar biasa.
Oleh karena itu Allah Ta'ala mendatangkan Musa dan Harun 'alaihimassalam
untuk
menyelamatkan Bani Israil. Misi dakwah Musa bukan untuk mengislamkan
Fir'aun dan
rakyatnya, tetapi untuk menyelamatkan Bani Israil dari penindasan
Fir'aun. Dalam Al
Qur'an: Dan Musa berkata: "Hai Fir'aun, sesungguhnya aku ini adalah
seorang utusan dari
Tuhan semesta alam, wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap
Allah, kecuali yang
hak. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata
dari Tuhanmu, maka
lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama aku." (Al A'raaf: 104-105). Musa
tidak pernah
diperintahkan untuk memerangi Fir'aun, tetapi membawa Bani Israil
tinggal di Palestina
(waktu itu namanya bukan Palestina). [Perlu dicatat juga, Fir'aun
(Pharaoh) adalah gelar
raja-raja Mesir, bukan nama seseorang. Sedangkan Fir'aun yang tenggelam
di Laut Merah
bukanlah Fir'aun yang memangku Musa di waktu kecil, lalu direnggut
janggutnya oleh Musa.
Fir'aun dalam Al Qur'an lebih mencerminkan tabiat kekuasaan tiranik,
bukan sekedar
pribadi].
[6] Musa berhasil membawa Bani Israil keluar dari Mesir, Fir'aun dan
bala tentaranya
tenggelam di Laut Merah. Lalu mereka menetap di Ardhul Muqaddas
(Palestina) setelah
berhasil mengalahkan kaum Jabbarin di dalamnya. (Al Maa'idah: 20-26).
Ini adalah
peradaban mandiri Bani Israil kedua setelah era Ya'qub dan Yusuf di
wilayah Kan'aan. Musa
dan Harun mendampingi Bani Israil sampai saat mereka wafat. Ketika Musa
masih hidup, Bani
Israil tidak henti-hentinya menguji kesabaran Musa 'alaihissalam. Betapa
banyak
kasus-kasus kedurjanaan Bani Israil, sekalipun di hadapan Nabinya
sendiri, Musa dan
Harun. Di antaranya: Mereka menyuruh Musa dan Allah berperang di
Palestina, sedang mereka
mau duduk-duduk saja; mereka meminta Musa agar membuatkan berhala untuk
disembah seperti
suatu kaum tertentu; mereka mengikuti Samiri, menyembah patung anak
lembu dari emas;
mereka hendak membunuh Harun 'alaihissalam karena selalu menasehati
mereka; mereka hampir
tidak melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih sapi betina, karena
terlalu banyak
bertanya; mereka bosan makan Manna wa Salwa dan meminta bawang,
menitumun, kacang adas;
dan lain-lain. Begitu sabarnya Musa, sehingga Nabi shallallah 'alaihi wa
sallam pernah
bersabda, "Semoga Allah merahmati Musa, karena dia telah diganggu lebih
banyak dari ini
(ujian yang menimpa Nabi), tetapi dia tetap sabar." (HR. Bukhari-Muslim)
. Sangat
mengagumkan kalau melihat ketabahan perjuangan Musa 'alaihissalam. Di
dalamnya terdapat
sangat banyak inspirasi untuk menghadapi konspirasi global seperti saat
ini. Orang-orang
Yahudi di jaman sekarang mengklaim mencintai Musa, padahal di era
nenek-moyang mereka,
Musa benar-benar mereka sia-siakan. Musa itu lebih dekat kepada kita
(kaum Muslimin),
daripada Yahudi laknatullah itu.
[7] Saya menyangka, sifat-sifat durjana kaum Yahudi merupakan
kristalisasi dari
sifat-sifat buruk mereka selama ribuan tahun, sejak perilaku
saudara-saudara Yusuf
'alaihissalam, masa perbudakan di Mesir, kedurhakaan mereka kepada Musa,
Dawud, Sulaiman,
Zakariya, Yahya, Isa, dan Nabi-nabi lainnya 'alaihimussalam. Bahkan
kedurhakaan mereka di
hadapan Nabi shallallah 'alaihi wa sallam di Madinah. Dalam Al Qur'an
disebutkan sebuah
ayat yang terasa bagai petir menimpa muka kaum Yahudi: "Lalu
ditimpahkanlah kepada mereka
(kaum durjana Bani Israil) nista dan kehinaan, serta mereka mendapat
kemurkaan dari
Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat
Allah dan membunuh
para Nabi secara tidak hak. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu
berbuat durhaka
dan melampaui batas." (Al Baqarah: 61).
[8] Peradaban terakhir Bani Israil yang wujud di muka bumi adalah
Kerajaan Nabi Sulaiman
'alaihissalam di Palestina. Beliau adalah putra Nabi Dawud 'alaihissalam
dari salah satu
isterinya. Nabi Dawud adalah seorang pejuang yang berhasil membunuh
Jalut (Goliath) di
Palestina. (Oleh karena itu bangsa Barat mengenal kisah "David and
Goliath"). Beliau ikut
dalam pasukan Bani Israil di bawah pimpinan Thalut (Saul). Hal ini
terjadi di masa Nabi
Samuel 'alaihissalam. Al Qur'an menjelaskannya dalam Surat Al Baqarah
ayat 246-251.
[9] Kerajaan Sulaiman memiliki keistimewaan, yaitu kekayaan materinya
yang sangat besar.
Ia terkenal menjadi buruan manusia di dunia, sebagai harta terpendam
"King Solomon".
Sampai saat ini kekayaan itu masih menjadi misteri, apakah sudah terkuak
atau masih
tersembunyi di balik permukaan bumi? Setelah masa Kenabian Sulaiman
berlalu, kerajaan
Bani Israil semakin merosot. Sampai akhirnya mereka dihancurkan oleh
Nebuchadnezzar dari
Kerajaan Byzantium (Romawi). Peristiwa itu disebutkan dalam Surat Al
Israa' ayat 4-5.
[10] Setelah Bani Israil tercerai-berai di Palestina, mereka menyebar ke
berbagai belahan
dunia. Mereka pergi ke Eropa, ke Jazirah Arab, ke anak benua India, dan
sebagainya.
Itulah yang kemudian dikenal dengan istilah DIASPORA. Bani Israil
tercerai-berai. Agar
mendapat keamanan di Eropa, mereka menjilat kepada para penguasa Romawi.
Termasuk
menghasut Romawi agar memusuhi Isa 'alaihissalam dan para pengikutnya.
Kisah Ashabul
Kahfi adalah sebagian pecahan dari para pengikut Isa Al Masih
'alaihissalam.
[11] Perilaku Yahudi di Jazirah Arab sangat menarik. Mereka datang ke
Madinah bukan hanya
karena ingin menyelamatkan diri dari kekejaman Romawi. Tetapi mereka
juga berniat
menjemput Kenabian terakhir yang akan datang setelah Musa dan Isa
'alaihimassalam. Mereka
ingin "memaksakan" agar Kenabian itu jatuh ke pangkuan mereka. Kenabian
ini mereka
butuhkan agar mampu membangun kejayaan Bani Israil kembali seperti di
jaman Musa dan
Sulaiman. Namun setelah mereka menyadari bahwa Kenabian tidak lagi di
pihak mereka,
tetapi jatuh ke tangan bangsa Arab, mereka marah sekali. Dalam Al Qur'an
disebutkan: "Dan
ketika datang kepada mereka (Yahudi) sebuah Kitab dari sisi Allah (Al
Qur'an) yang
membenarkan keberadaan apa yang ada di sisi mereka (Taurat), padahal
sebelumnya mereka
selalu memohon (kedatangan Nabi) agar dimenangkan atas orang-orang
kafir. Maka ketika
telah datang (Kenabian dan Wahyu) yang sangat mereka kenal, mereka
mengkafirinya. Maka
laknat Allah atas orang-orang kafir itu (Yahudi)." (Al Baqarah: 89).
[12] Yahudi Bani Israil sangat marah ketika tahu bahwa Kenabian jatuh ke
tangan bangsa
Arab, anak keturunan Ismail 'alaihissalam. Itu pun turun di Makkah,
bukan Madinah tempat
mereka tinggal disana. Yahudi telah habis-habisan dalam menanti
kedatangan Nabi penerus
Musa 'alaihissalam ini. Ratusan tahun mereka tinggal di Madinah, melebur
bersama budaya
Arab, berbahasa Arab, dan memberi nama anak-anaknya dengan istilah Arab,
bukan istilah
Hebrew (Ibrani). Bahkan mereka ikut terlibat dalam konflik antara
kabilah besar Aus dan
Khazraj di Madinah. Sebagian Yahudi membela Aus, sebagian mendukung
Khazraj.
[13] Kemarahan Yahudi akhirnya tertuju kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Yahudi marah
ketika Kenabian justru jatuh ke tangan bangsa Arab. (Al Baqarah: 90).
Apalagi dalam Al
Qur'an dijelaskan sangat banyak kebusukan-kebusukan Yahudi. Yahudi
merasa dibenci oleh
Allah. Bahkan tanda-tanda kekecewaan itu sudah muncul ketika Isa
'alaihissalam
diturunkan. Anda tahu bagaimana misi Kenabian Isa? Salah satunya adalah:
"Tidaklah aku
diutus, melainkan kepada domba-domba sesat dari kalangan Bani Israil."
Meskipun Isa
adalah bagian dari Bani Israil, tetapi kedatangannya membuat muram wajah
kaum Yahudi. Isa
ternyata membawa Kitab Suci baru, yaitu Injil (bukan mengikuti Taurat
atau Tabut dari
jaman Nabi-nabi sebelumnya). Isa juga tidak henti-hentinya mengecam
kejahatan perilaku
Bani Israil. Isa dianggap lebih dekat kepada murid-muridnya daripada ke
kaum Bani Israil
sebagai sebuah etnik. Kemarahan itu semakin menjadi-jadi setelah
Kenabian terakhir jatuh
ke tangan bangsa Arab. (Al Baqarah: 90).
[14] Kemudian terbukti bahwa ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad
shallallah
'alaihi wa sallam tidak hanya menyalahkan perilaku jahat kaum Yahudi.
Tetapi ia juga
menyebabkan kaum Yahudi tercabut akar-akarnya dari Jazirah Arab. Sejak
Islam datang,
kabilah-kabilah Yahudi tersingkir, seperti kabilah Nadhir, Qainuqa,
Quraidhah, hingga
benteng terakhir mereka di Khaibar.
[15] Setelah mengalami kekalahan berat di masa Nabi shallallah 'alaihi
wa sallam dan
Khalifah-khalifah setelahnya, kaum Yahudi menyingkir dari Jazirah Arab.
Mereka bergabung
dengan Yahudi-yahudi lain di Eropa. Dalam masa ratusan tahun Yahudi
menyebar di berbagai
negara Eropa, seperti Spanyol, Inggris, Perancis, Jerman, Belanda,
Belgia, dan
sebagainya.
[16] Kaum Yahudi dalam mengembangkan komunitas, caranya sangat unik.
Mereka tidak berbaur
dengan masyarakat setempat, bahkan mengharamkan asimilasi. Mereka
memelihara
warisan-warisan agamanya, terutama membangun kesombongan etnik sampai
melampaui batas.
Mereka menjalankan bisnis berbasis ribawi dan mereka melakukan
ritual-ritual pengorbanan.
Dalam ritual pengorbanan, mereka membunuh warga setempat untuk dikuras
darahnya, lalu
dipakai untuk persembahan. Begitu kejamnya, sampai mereka membuat alat
semacam drum yang
di dalamnya penuh dengan paku-paku. Di bagian bawah ada saluran untuk
mengalirkan darah.
Orang yang dikorbankan, dimasukkan drum itu, sampai tubuhnya penuh luka
tertusuk paku,
lalu darah mengucur ke bawah. Ritual semacam ini kemudian terbongkar,
sehingga Yahudi
diusir dari negara-negara tertentu di Eropa, salah satunya dari Spanyol.
Spanyol melarang
Yahudi tinggal di negerinya sampai saat ini, karena kekejaman mereka
dalam soal ritual
keji itu.
[17] Setelah terusir dari Eropa, Yahudi kesekian kalinya menyebar ke
negara-negara lain
yang masih mau menampung mereka. Kebetulan waktu itu rakyat Eropa sedang
mulai eksodus
menuju benua Amerika yang baru ditemukan oleh Columbus. Yahudi ikut di
dalamnya. Sampai
Amerika merdeka dari tangan Inggris, Yahudi telah eksis di dalamnya.
Hingga ketika itu
Benyamin Franklin mengingatkan bangsa Amerika tentang bahaya kaum
Yahudi. Dia menyebut
Yahudi seperti bangsa "vampire" yang tidak bisa damai dengan bangsa
lain. Tepat sekali
ucapan Benyamin Franklin, sebab dia telah membaca sepak terjang Yahudi
di Eropa. Namun
sayang, bangsa Amerika tidak memahami arti peringatan Benyamin Franklin
tersebut,
sehingga apa yang dia takutkan sekitar 400 tahun silam, benar-benar
terjadi. Krisis
finansial di Amerika saat ini adalah akibat nyata dari sistem ekonomi
ribawi Yahudi.
[18] Satu titik sejarah yang jarang diperhatikan oleh para ahli sejarah,
yaitu kedatangan
Yahudi ke wilayah Turki Utsmani. Kejadian ini terpisah jarak sekitar 700
atau 800 tahun
sejak era Nabi shallallah 'alaihi wa sallam. Tentu setelah masa selama
itu, peristiwa
kejahatan Yahudi di Madinah telah dilupakan. Yahudi diterima dengan
tangan hangat di
tengah-tengah masyarakat Turki Utsmani. Hal ini juga merupakan aplikasi
dari ajaran Islam
yang memperbolehkan di dalamnya orang Yahudi dan Nashrani tinggal,
selama mereka membayar
jizyah. Yahudi tidak dianiaya di negeri ini, mereka diberi pelayanan dan
penghormatan,
layaknya warga negara Islam. Tentu saja, Yahudi berusaha "bersikap
sopan". Di seluruh
dunia tidak ada yang memperlakukan mereka dengan manusiawi, selain
Peradaban Islam.
Disini Yahudi tidak mungkin akan melakukan ritual pengorbanan yang
mengerikan itu. Lagi
pula, Yahudi waktu itu tinggal di bawah negeri Islam. Mereka tidak takut
akan dikutuk
oleh Allah, sebab negeri Islam menjadi pelindung mereka. Di Turki
Utsmani, Yahudi tidak
melakukan kebiasaan-kebiasaan bejat mereka. Yahudi berlaku baik. Tanpa
diduga, ternyata
disinilah Yahudi mempersiapkan segala konsep-konsep kejahatan global
mereka. Kemurahan
Khilafah Islam justru dimanfaatkan Yahudi untuk mempersiapkan imperium
kejahatan di
seluruh dunia, seperti kita saksikan saat ini.
[19] Selain mengkhianati Khilafah Islam, Yahudi juga mempersiapkan
beberapa jurus maut
untuk meruntuhkan peradaban Islam, yaitu:
(a) Yahudi menyebarkan guru sebanyak-banyaknya di tengah masyarakat
Turki Utsmani.
Guru-guru itu tidak menyebarkan prinsip-prinspi kekafiran secara
langsung, tetapi
menyebarkan filsafat humanisme August Comte. Dengan falsafah itu
diharapkan anak-anak
Turki akan kehilangan sifat furqan akidah Islam, lalu diganti
sifat-sifat kemanusiaan
saja. Tujuan dari gerakan ini adalah memisahkan generasi muda Turki dari
sifat-sifat
Islami. Karena itu pula, suatu saat generasi muda Turki hilang rasa
hormatnya kepada
Sultan Khilafah Islam, dan mereka mau mendukung gerakan Kemal At Taturk
sang terkutuk.
(b) Yahudi mendorong bangkitnya ideologi Nasionalisme Arab dan Dunia
Islam. Dengan
ideologi itu tidak ada lagi kesatuan Khilafah Islamiyyah. Kaum Muslimin
terpecah-belah
dalam berbagai bangsa yang egois sesuai etnik dan wilayahnya. Jika
Khilafah Islamiyyah
tetap berdiri, mustahil "Kerajaan Yahudi" dalam wujud Israel di
Palestina akan bangkit.
Kalau Anda saksikan bangsa Arab terpecah-belah menjadi negara-negara
kecil, masing-masing
saling konflik. Hal itu adalah kondisi yang diinginkan oleh Yahudi. Di
jaman itu
Jalaluddin Al Afghani sangat aktif berdiplomasi untuk memerdekakan
negara-negara Arab
dari tangan penjajah. Tetapi di kemudian hari terbuka hasil-hasil
penelitian bahwa Al
Afghani adalah anggota setia Freemasonry. (Salah satunya buku terbitan
WAMI tentang
gerakan-gerakan pemikiran keagamaan di dunia). Peranan Al Afghani
seperti memperkuat
sifat Nasionalisme Arab, agar tidak bangkit lagi Khilafah Islamiyyah.
(c) Sebagai ganti konsep Khilafah Islamiyyah, Yahudi menyebarkan paham
demokrasi
seluas-luasnya di seluruh dunia, termasuk di negeri-negeri Islam. Paham
ini semakin
mempersulit posisi Ummat Islam. Peluang-peluang kebangkitan semakin
tipis, sebab
demokrasi mengikuti suara terbanyak, sedangkan sebagian besar manusia
cenderung mengikuti
hawa nafsunya.
(d) Yahudi menggerakkan seluruh mesin-mesin politiknya, termasuk
agen-agennya di Amerika,
Eropa, dan Timur Tengah untuk membidani lahirnya negara Israel pada
tahun 1948. Secara
politik, Inggris berada di balik pendirian Israel melalui Deklarasi
Balfour. Tetapi
secara potensial, Amerika mendukung penuh Israel. Dalam diplomasi
internasional, isu
Holocaust dipakai agar Yahudi dikasihani dunia internasional. Melalui
hak veto yang
dimiliki Amerika dan Inggris di PBB, Yahudi bisa lenggang kangkung
mengejar
ambisi-ambisinya.
(e) Yahudi menyempurnakan usahanya, dengan menguasai media massa,
membuat satuan
intelijen yang handal (Mossad), menguasai pasar keuangan dunia, memiliki
lembaga pusat
ribawi IMF dan World Bank. Mereka juga menguasai Hollywood, dunia
akademis, dunia riset,
fashion, dan sebagainya. Termasuk dengan merilis agama baru di kalangan
Ummat Islam, yang
kita kenal sebagai SEPILIS (Sekularisme, Pluralisme, Liberalisme) .
Inilah kenyataan yang
kemudian disebut sebagai: "Yahudi menggenggam dunia!" Bahkan negara
sekuat Amerika pun
bertekuk lutut di bawah dominasi Yahudi. Termasuk Barack Obama yang
sebentar lagi
dilantik menjadi Presiden Amerika.
[20] Berdirinya Israel tahun 1948 adalah impian besar Yahudi sejak jaman
Musa, Dawud,
Sulaiman, bahkan jaman Nabi Muhammad shallallah 'alaihi wa sallam.
Yahudi sangat
membutuhkan "Kerajaan Bani Israil" untuk mengalahkan orang-orang kafir.
Mereka sebenarnya
beriman kepada Allah, dalam arti mereka percaya bahwa datangnya seorang
Nabi akan membuat
mereka mulia, dan musuh-musuhnya dari kalangan orang kafir terkalahkan.
Tetapi setelah
jelas di mata mereka bahwa Kenabian terkahir itu bukan untuk Bani
Israil, maka mereka
tidak lagi menanti kedatangan seorang Nabi. Lalu apa yang mereka
lakukan? Mereka hendak
mendirikan "Kerajaan Bani Israil" dengan kekuatan tangan, otak, dan uang
mereka sendiri.
Dan hal itu berhasil, tahun 1948 lalu. Lebih buruk lagi, mereka
menganggap kaum Muslimin
sebagai orang kafir. Padahal yang mengingkari Kenabian Rasulullah adalah
mereka, sehingga
disebut kafir dalam Surat Al Baqarah ayat 89.
[21] Sebelum Yahudi memutuskan mendirikan negara di Palestina, waktu itu
ada tiga pilihan
tempat: Palestina, Agentina, atau Ethiopia. Mengapa dipilih tiga negara
ini? Jelas mereka
telah melakukan perhitungan yang sangat cermat. Namun pilihan akhirnya
jatuh ke
Palestina, yang dekat dengan sumber-sumber peradaban Yahudi sendiri di
Yerusalem dan
sekitarnya. Namun resikonya, disini akan gganya yang mayoritas Muslim.
Untuk itu jelas Yahudi harus mempersiapkan segala
macam kekuatan, termasuk mendidik agen-agen loyalisnya di negara-negara
Arab.
[22] Sebuah pertanyaan menarik, mengapa selama puluhan tahun terjadi
konflik berdarah di
Palestina dan tidak selesai-selesai? Jawabnya, selain karena memang
"Kerajaan Bani
Israil" merupakan cita-cita peradaban Yahudi sejak ribuan tahun lalu;
juga karena
banyaknya tangan-tangan non Yahudi yang membantu negara tersebut. PBB,
Amerika, Inggris,
Rusia, IMF, World Bank, dll. jelas mengabdi kepentingan Yahudi. Tetapi
harus juga
disadari banyak agen-agen Yahudi yang tersebar di negara-negara Arab.
Mereka setiap hari,
siang dan malam menyembah kepentingan Yahudi. Mereka adalah orang-orang
kafir, meskipun
KTP-nya Islam. Di Mesir, Yordan, Syria, Turki, dll. banyak orang yang
identitasnya
Muslim, tetapi hatinya telah menjadi Yahudi. Bahkan di negara-negara
kaya seperti UEA,
Qatar, Bahrain, dll. banyak dijumpai kemegahan jahiliyyah, yang
sebenarnya merupakan
hasil konspirasi Yahudi untuk menjauhkan Arab dari Islam. Kota seperti
Dubai, Abu Dhabi,
dan lainnya tidak kalah liberalnya dari kota-kota di Barat.
[23] Dapat disimpulkan, kaum Yahudi itu bukan para pemeluk agama Samawi
(ajaran Ya'qub,
Yusuf, Musa, Harun, Dawud, Sulaiman, Zakariya, Yahya, Isa
'alaihimussalam) . Mereka adalah
orang-orang yang sangat arogan dengan etnisnya. Hakikat agama Yahudi
adalah: pemujaan
terhadap etnis mereka sendiri! Tidak ada satu pun ras manusia yang
sangat ekstrim dalam
soal etnis, selain Yahudi. Begitu ekstrimnya sampai mereka berani
menghina Allah, marah
ketika Isa membawa ajaran Injil, marah ketika Kenabian terakhir jatuh ke
tangan bangsa
Arab. Mereka menulis "kitab suci" tandingan bagi Taurat (Talmud),
menyebut bangsa non
Yahudi sebagai Ghaiyim, merusak kehidupan di muka bumi. Mereka merasa
mulia sebagai
pewaris "darah biru" Nabi-nabi, merasa diunggulkan atas semua ras
manusia, pernah
disumpah langsung oleh Allah dengan diangkat bukit Tursina di atasnya,
dan lain-lain.
Yahudi benar-benar mewarisi ideologi arogansi dari makhluk yang pernah
mendebat Allah
Ta'ala: "Ana khairun minhu, khalaqtani min naarin wa khalaqtahu min
thiin" (aku lebih
baik dari dia, Engkau ciptakan aku dari api, sedang dia Engkau ciptakan
dari tanah).
Pemerintah Yahudi, baik di Israel maupun di dunia internasional, adalah
perwujudan dari
imperium arogansi. Wajar jika simbol-simbol yang selalu mereka angkat
selalu bernuansa
satanic. Contoh, logo yang dipakai Manchester United (MU) saat ini the
red devil. Dan ada
ribuan logo atau lambang yang intinya memuja arogansi iblis laknatullah.
Yahudi Merusak Peradaban
Andai ambisi Yahudi satu-satunya adalah ingin membentuk "Kerajaan Bani
Israil" seperti di
masa Musa, Dawud, Sulaiman, apa susahnya membangun negara seperti itu?
Toh, mereka
memiliki uang banyak, strategi canggih, serta SDM handal. Tidak sulit
bagi Yahudi
membangun negara di sebuah sudut dunia. Selama ini banyak negara-negara
berdiri dengan
modal lebih buruk dari Israel. Negara seperti Bosnia, Chechnya, Kamboja,
Myanmar, Timor
Leste, dan lainnya tidak memiliki persiapan semegah milik Yahudi. Lagi
pula, mengapa
Israel harus mendirikan negara di Tanah Al Quds yang merupakan wilayah
milik Ummat Islam?
Bahkan ia didirikan di jantung peradaban Islam, di Timur Tengah.
Andai Yahudi sudah tidak menemukan solusi lain, selain harus menegakkan
"Kerajaan Bani
Israil" di Palestina, mengapa mereka harus juga menghancurkan peradaban
manusia di dunia?
Mengapa Yahudi tidak cukup menempuh cara-cara politik atau militer,
tanpa harus
menghancurkan peradaban manusia? Kenyataan yang sangat menyakitkan,
berdirinya Israel
ditempuh bukan hanya dengan menteror warga Muslim Palestina, tetapi juga
dengan
menyebarkan kehancuran peradaban di seluruh muka bumi. Lihatlah di dunia
selama ini,
adakah yang selamat dari film Hollywood, media massa Yahudi, bank
ribawi, IMF dan World
Bank, pornografi, seks bebas, prostitusi, narkoba, perjudian, dan
lainnya? Hingga ke
anak-anak balita pun, banyak "diracuni" oleh kartun-kartun Walt Disney.
Ternyata, di luar persangkaan kita semua, Yahudi justru sangat
mempercayai khabar Al
Qur'an. Sebenarnya, mereka mengimani ayat-ayat Al Qur'an, tetapi anehnya
mereka bersikap
konfrontatif terhadap Al Qur'an. Yahudi sangat mengerti ayat-ayat dalam
Surat Al Israa'
berikut ini:
Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu:
"Sesungguhnya kamu akan
membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan
menyombongkan diri dengan
kesombongan yang besar."
Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua
(kejahatan) itu,
Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang
besar, lalu mereka
merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti
terlaksana.
Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali
dan Kami
membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu
kelompok yang lebih
besar.
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri
dan jika kamu
berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri. Dan apabila
datang saat hukuman
bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk
menyuramkan
muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam Masjid itu (Al Aqsha),
sebagaimana musuh-musuhmu
memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya
apa saja yang
mereka kuasai. (Surat Al Israa': 4-7).
Kehancuran pertama Yahudi terjadi saat sisa-sisa Kerajaan Sulaiman
dihancurkan oleh
Nebuchadnezzar, sehingga bangsa Yahudi tercerai-berai. Adapun setelah
kehancuran pertama
ini, mereka akan menjadi kuat dan bisa mengalahkan musuh-musuhnya. Hal
itu terjadi saat
sekarang ini, ketika "Yahudi menggenggam dunia". Dan nanti di puncak
kezhalimannya,
Israel akan dihancurkan sebagaimana sisa Kerajaan Sulaiman dulu
dihancurkan.
Pertanyaannya, mengapa kehancuran kedua itu tidak dihitung saat Yahudi
dihancurkan oleh
Spanyol atau NAZI Jerman? Jawabnya sederhana, sebab waktu itu Yahudi
belum memiliki
wilayah sendiri. Mereka masih numpang di negeri orang. Adapun saat ini
Yahudi sudah
bermukim di suatu (Palestina) tempat sebagaimana Kerajaan Sulaiman dulu.
Yahudi sebenarnya mengimani "jadwal sejarah" sebagaimana disebutkan Al
Qur'an di atas.
Mereka yakin, dirinya akan diberi kesempatan untuk merajalela di muka
bumi. Hal itu
terbukti sebagaimana kenyataan saat ini. Hingga Mahathir Muhammad
mengecam dominasi
Yahudi, dengan mengatakan bahwa 6 juta Yahudi bisa mengendalikan 6
miliar manusia di
dunia. Yahudi tidak merasa cukup dengan hanya mendirikan Israel, bahkan
tidak cukup
dengan menempuh jalur politik, mereka benar-benar ingin merajalela di
bumi dengan segala
kedurhakaannya.
Lalu siapa yang ingin dilawan Yahudi? Mereka tidak sekedar ingin melawan
Muslim
Palestina, Hamas atau Syaikh Ahmad Yasin, dunia Arab dan Ummat Islam
sedunia, atau segala
peradaban manusia. Tetapi mereka ingin melawan Allah Ta'ala dengan
segala kekuatan yang
mereka miliki. Yahudi adalah satu-satunya ras manusia yang berani
menghina Allah dengan
ucapan mereka: "Tangan Allah terbelenggu." Kemudian mereka dikutuk oleh
Allah karena
perkataannya itu. (Al Maa'idah: 64). Mereka pula yang berani mengatakan,
"Sesungguhnya
Allah itu fakir dan kami kaya raya." (Ali Imran: 131). Disini ada dendam
sejarah yang
amat sangat parah di hati kaum Yahudi terhadap eksistensi agama Allah.
Aneh memang, Yahudi mengimani khabar Al Qur'an, tetapi sekaligus
menentang eksistensi
agama Allah (Islam). Sifat mereka persis iblis yang mengimani Allah,
tetapi
mendurhakai- Nya. Untuk merealisasikan maksudnya, Yahudi mengangkat
simbol "Messiah", yang
pada hakikatnya adalah dajjal laknatullah. Dajjal disebutkan oleh Nabi
sebagai fitnah
terbesar bagi orang-orang beriman.
Maka janganlah heran dengan kezhaliman Yahudi saat ini di Palestina. Ia
adalah sebagian
penampakan atau konsekuensi dari dendam sejarah mereka. Awalnya, Bani
Israil hanyalah
sebuah kaum dengan perilaku tertentu. Perjalanan sejarah mereka yang
sangat panjang
melahirkan watak durjana luar biasa. Dan ternyata, watak Bani Israil itu
"telah
disiapkan" untuk menjadi cobaan di akhir jaman. Dulu para ahli tafsir
merasa heran,
mengapa A Qur'an banyak sekali bicara tentang Yahudi? Padahal setelah
tercerai-berai di
Madinah, mereka nyaris lenyap (mungkin karena eksodus keluar dari
negeri-negeri Islam).
Karena itu sebaik-baik usaha untuk melawan Yahudi adalah memahami
sifat-sifat mereka
dalam Al Qur'an (khususnya Surat Al Baqarah). Dan satu lagi, yakinlah
bahwa serangan
Israel ke Gaza bukan serangan terakhir mereka. Itu hanya delay sebelum
go with new
aggression!
Wallahu a'lam bisshawaab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar