Bukankah RasuluLLah sendiri juga telah mencontohkan dengan adanya "Piagam Madinah" yang merupakan satu-satunya Piagam pertama di dunia ini yang mengatu tentang sebuah Hak Azasi Manusia (HAM) yang saat ini banyak di dengungkan oelh Barat (walaupun kenyataanya mereka jarang merealisasikan HAM ini dengan adil. mau bukti coba lihat Afghanisatan, Irak, Palestina. Semua Bulsyet omongan barat yang big lier).
Kembali tentang Nawar Ibrahim, ada cuplikan dialog yang sempat di tanyakan oleh host bagaimana pandangan beliau tentang tuduhan-tuduhan terhadap beliau dari lawan-lawan politiknya yang mengatakan bahwa beliau agen asing, yahudi, china dll. Jawaban yang sangat elegan menurut saya. Beliau menyatakan bahwa adanya kedekatan beliau dengan Bush bukan berarti beliau menerima semua kebijakan-kebijakan pemerintah Bush terhadap luar negeri semacam invasi AS terhadap Irak atau Afghanistan. Beliau menentang semua kebijakan-kebijakan yang jelas membuat kerusakan terhadap umat. Kalau mau jujur kata beliau kenapa tidak di ekspos juga kedekatan beliau dengan Syaih DR Yusuf Qhardawi misalya. Anyway, itulah politik. Barangkali memang realitas politik di negeri jiran memang lagi hangat-hangatnya. Yang cukup membuat ngeri adalah adanya UU ISA yang cukup mengkhawatirkan karena sangat mudah untuk di salah gunakan menangkapi orang-orang yang tidak bersalah. Saya teringat dengan perkataan AsSyahid (Semoga) Sayyid Qutb :
“Apabila terjadi kerusakan pada suatu generasi manusia, maka untuk memperbaikinya bukan dengan memperketat hukum terhadap mereka melainkan dengan jalan memperbaiki pendidikan dan hati mereka serta menghidupkan rasa taqwa di dalam hati mereka”.
Menarik untuk di simak perkataan beliau. Bahwa sesungguhnya peran pendidikan (Tarbiyyah) dan memperbaiki hati (tentunya dengan pendidikan juga) adalah sangat penting di berikan memberikan punishment yang belum tentu akan membuat jera.Bagaimana saat beliau di tanya tentang masalah beliau dengan P.Lah (AbduLLah Badawi), maksud host adalah bagaimana hubungan beliau dengan PM saat ini. Anwar Ibrahim mengatakan bahwa beliau tidak ada masalah pribadi dengan P.Lah. Artinya kalaupun ada perbedaan pendapat dan kritik beliau terhadap pemerintahan adalah sesuatu yang wajar. Memang seharusnya demikian kedewasaan seorang politikus. Buya Natsir ketika berjumpa dengan Aidit (tokoh PKI) di kantin ketika istirahat dari sidang misalnya saat Aidit bertanya "bagaimana kabar umi, buya"? Maka Buya Natsir menjawab dengan sangat lembut walaupun sebelumnya di sidang mereka berdebat dengan panas karena mempertahankan prinsip masing-masing. Memang telah menjadi sunnatuLLah -lah bahwa kebenaran pasti akan berhadapan dengan kebatilan. Tinggal dalam Shira'/ Pertarungan baina haq wal bathil ini kita berada di sisi yang mana. Di sisi Hizbullah sehingga sebagaimana di nyatakan dalam Alqur'an "Aala inna hizbaLLahi humul Gholibuun" (AlMaidah:54) atau berada di sisi sebaliknya " Aala inna hizbasyathani humul khasiruun" (AlMujadilah:22).
Saya tidak berada membela Anwar Ibrahim ataupun AbduLLah Badawi, tetapi saya berharap semuanya akan lebih baik lagi dan lebih baik lagi.
Wallahu a'lam
Batam, 18 Sep 2008/Ramadhan 1429. 01.21 WIB pagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar