Bulan Sya’ban Karunia Rabbani dan Munthalaq Imani
H. Abdul Rahman,Lc. (Ketua MPW DPW PKS Prop Kep. RIAU, Alumnus Madinah University)
Dalam sebuah atsar disebutkan ” Sesungguhnya di dalam hari-hari kalian ada waktu-waktu istimewa yang disediakan oleh Rabb Kalian maka Raihlah!”.
Hari dan bulan telah berlalu dan telah begitu banyak karunia dan kasih sayang Allah mengalir kepada kita,dan hari-hari ini kita sedang di naungi oleh bulan yang penuh dengan karunia Rabbani,bahkan karunia yang begitu banyak. Yaitu Bulan Sya’ban yang merupakan pintu kebaikan dan keutamaan serta awal dari musim ketaatan sebagai persiapan menghadapi bulan kebaikan dan keutamaan yang lebih besar yaitu bulan Ramadan yang penuh dengan berkah.
Keutamaan Bulan Sya’ban.
Dari Usamah bin Zaid berkata ” Wahai Rasulullah aku tidak melihat engkau melakukan puasa sebanyak yang engkau lakukan pada bulan sya’ban,kemudian Rasulullah saw bersabda: Itulah bulan yang banyak dilupakan oleh kebanyakan manusia yaitu antara Rajab dan Ramadan,pada bulan inilah diangkat amal-amal kepada Allah swt,dan aku ingin ketika amalku diangkat aku dalam kondisi berpuasa” (HR.Nasai).
Dari hadits ini ada beberapa pelajaran yang dapat di ambil:
1. semangat para shahabat dalam mengatahui kebaikan. Para shahabat selalu memperhatikan perbuatan Rasulullah saw,karena mereka ingin selalu mengikuti beliau saw baik dalam perbuatan maupun perkataannya. Shahabat ini telah melihat Rasul saw memperbanyak puasa pada bulan Sya’ban, dia berkesimpulan bahwa di balik apa yang dilakukan oleh Rasulullah ada kebaikan yang dia ingin pelajari,maka ia segera menanyakan hal tersebut kepada Rasul saw tanpa ragu dan malu,maka kemudian Rasul saw menjawab dan menjelaskan kepadanya secara detail.
2. Sabda Rasul ” Itulah bulan yang banyak dilupakan oleh manusia antara Rajab dan Ramadan”. Banyak manusia yang hanya memperhatikan kedua bulan ini, karena keutamaan keduanya Bulan Rajab termasuk bulan haram dan bulan Ramadan bulan yang penuh berkah. Sehingga bulan Sya’ban menjadi bulan yang dilupakan,bahkan ada yang beranggapan bahwa puasa bulan Rajab lebih utama dari pada bulan Sya’ban. Padahal Sya’ban lebih utama untuk berpuasa.
3. Hadits ini menunjukan agar kita memperbanyak amal diwaktu kebanyakan manusia lalai. Sebagaimana para salaf shaleh banyak mengisi waktu antara maghrib dan isya dengan shalat,karena waktu tersebut adalah waktu yang kurang diperhatikan oleh kebanyakan manusia. Begitu juga dianjurkannya kita banyak berzikir ketika berada di Pasar, karena pasar adalah tempat manusia sibuk dan kebanyakan lalai dari zikir
Beberpa faedah Beramal di waktu-waktu manusia lalai. Pertama: akan lebih terahasiakan. Menyembunyikan amal sunnah adalah hal yang sangat dianjurkan. Terlebih puasa yang merupakan rahasia antara allah dan hambanya. Para Salaf shaleh menganjurkan kepada orang-orang yang berpuasa agar berusaha menyambunyikan tanda-tanda puasanya. Abdullah bin Masud ra berkata ”Apabila kamu dalam keadaan puasa maka guanakanlah minyak rambut” Maksudnya agar lebih segar dan rapi. Kedua. Beramal diwaktu manusia sedang lalai lebih berat bagi jiwa. Dan diantara sebab sebuah amal mempunyai keutamaan, karena banyak manusia tidak melakukannya. Karena ketika sebuah amal banyak orang yang melakukannya maka akan semakin mudah. Sebaliknya apabila lebih banyak orang yang tidak melakukannya akan semakin sulit bagi orang-orang yang melakukannya. Dari Mi’qal bin yasar ra,Rasulullah saw bersabda ” melakukan ibadah diwaktu manusia lalai bagaikan hijrah kepadaku”(HR.Muslim).
Beberapa Amalan yang di lakukan di bulan Sya’ban.
1. Puasa.Bulan Sya’ban merupakan bulan yang paling disukai oleh Rasul saw untuk melakukan puasa.Dari Aisyah ra berkata ” Bahwa bulan yang sangat disukai oleh Rasul saw untuk berpuasa adalah bulan sya’ban yang kemudian dilanjutkan dengan bulan Ramadan”. (Hr.Abu Daud,di shahihkan oleh Albani). Puasa di bulan Sya’ban merupakan sarana latihan, agar kita terbiasa berpuasa ketika bulan Ramadan telah tiba, sehingga pisik dan psikologis kita tidak terkejut ketika melakukan puasa ramadan.
2. Menjaga shalat lima waktu dengan berjamaah. Dari abdullah bin Masud ra,bahwa Rasulullah saw bersabda ” Barangsiapa yang ingin bertemu dengan Allah dalam kondisi beragama Islam, maka dia harus menjaga shalat yang lima waktu,sesungguhnya Allah telah mensyariatkan kepada Nabi –Nya ajaran yang penuh dengan petunjuk,dan shalat merupakan bagian dari hal tersebut, apabila kalian shalat dirumah kalian sebagaimana kebiasaan orang yang tidak shalat jamaah,maka kalian telah meninggalkan sunnah nabi kalian,dan apabila kalian telah meninggalkan sunnah nabi kalian sungguh kalian telah tersesat. Apabila seseorang berwduhu dengan membaguskan wudhunya,kemudian melangkahkan kakinya ke masjid maka setiap langkah yang dia ayunkan akan menghapuskan kesalahannya,mengangkat derajatnya dan menghapuskan dosa-dosanya. Kami hanya melihat orang yang jelas kemunafikannya yang tidak shalat berjamaah, ada orang yang sangat ingin shalat berjamaah sehingga pergi menuju kemasjid walaupun dengan di papah lalu didirikan di shaf untuk shalat (HR.Imam Muslim). Dalam menerangkan hadits ini Imam Nawawi berkata ” Menuju masjid dengan di papah”, ini merupakan penekanan dari Rasul saw akan pentingnya berjamaah dan agar kita bersabar dalam melaksanakannya. Bahkan walaupun dalam kondisi sakit apabila memungkinkan untuk tetap hadir sangat dianjurkan.
3. Membaca Al-Quran,mengkhatamkannya dan menghafalnya. Sya’ban merupakan muqaddimah bulan Ramadan maka kita harus mengkondisikan diri dengan aktifitas yang banyak dianjurkan pada bulan ramadan. Apakah puasa,membaca al-quran atau shadaqah. Salamah bin Suhail berkata ” Syahru Sya’ban Syahru Qurro”. Hubaib bin Tsabit apabila masuk bulan sya’ban berkata ” Bulan ini adalah bulan Qurro,dan Amru bin Qais Al-Mulai apabila telah masuk bulan sya’ban menutup warungnya dan menyibukkan diri dengan membaca Al-Quran
4. Berdoa untuk masjid Al-Aqsha. Karena pada bulan inilah terjadi perpindahan kiblat dari masjid Al-Aqsha ke Ka’bah Musyarrafah. Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. (QS.2:144). Pada saat ini kita harus banyak berdoa agar Allah mengembalikan kepada kita kiblat pertama kaum muslimin tersebut dan membebaskannya dari kaum penjajah yahudi Qaatalahullah.
5. Membiasakan diri berqiyam lail. Banyak dikalangan kaum muslimin rajin melakukan Qiyam Lail hanya di Bulan Ramadan. Maka mereka sering mendapatkan kesulitan untuk konsisten melakukannya. Hal tersebut dikarenakan mereka tidak membiasakan diri Qiyam lail diluar bulan ramadan. Namun seandainya kita terbiasa melakukan Qiyam Lail di luar bulan ramadan maka kita akan mendapatkan kemudahan melaksanakannya pada bulan Ramadan. Maka kita harus segera melakukan Qiyam lail pada bulan ini walaupun hanya dengan dua rakaat dipenghujung malam. Atau lakukan sebelum tidur. Ummul Mu’minin Aisyah ra berkata,Rasulullah saw bersabda ” Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah yang konsisten walaupun sedikit” (HR.Muslim).
6. Memperbaiki hubungan dengan saudara. Sebagaimana kita ketahui bahwa bulan sya’ban adalah bulan yang dimana seluruh amal kita di angkat kepada Allah,dan Rasul saw menginginkan ketika itu berada dalam kondisi melakukan ketaatan. Disini ada yang harus kita perhatikan,agar kita mengikuti langkah yang dilakukan oleh Rasul saw agar kita dapat mendapatkan curahan rahmat walaupun kita masih banyak kekurangan. Memperbaiki hubungan antara kita dengan saudara kita atau membantu memperbaiki hubungan antara dua orang saudara muslim yang sedang mengalami konflik atau pertengkaran merupakan sebuah ketaatan yang besar,sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abu Darda,Rasulullah saw bersabda, ” Maukah kalian aku tunjukan sebuah amalan yang lebih baik dari puasa shalat dan shadakah?” Para shahabat serentak menjawab : Tentu ya Rasul. Kemudian Rasul saw bersabda ” Memperbaiki antara dua orang yang sedang konflik, sesungguhnya rusaknya hubungan dua orang tersebut akan mencukur mereka, bukan mencukur rambut mereka tapi mencukur agama mereka” (HR.Imam Turmudzi).
Maka jangan sampai kita melakukan amal shaleh yang bersifat Hablun minallah kemudian rusak/hancur karena kita tidak bisa membangun hubungan yang baik dengan saudara kita. Untuk mempertegas bahaya rusaknya hubungan antara dua orang muslim kami sampaikan hadits yang diriwayatkan oleh muslim dari Abi Hurairah ra,Rasulullah saw bersabda ” Pintu-pintu syurga Allah buka pada hari senin dan hari kamis,Allah akan ampuni setiap hamba yang tidak menyekutukan DIA dengan sesuatu apapun kecuali orang yang punya konflik dengan saudaranya,kemudian Allah berkata kepada Malalikat: Lihatlah kepada dua orang tersebut sampai mereka memperbaiki hubungan mereka” (HR.Muslim). Hadits ini memberikan keterangan kepada kita bahwa orang yang masih ada permusuhan,kebencian dan kedengkian dengan saudaranya akan ditunda proses pengangkatan amal dan pengampunan dosanya pada hari senin dan hari kamis. Dan bulan sya’ban adalah bulan diangkatnya amal kita dalam rentang waktu satu tahun,maka kita harus jauhkan perkara-perkara yang bisa memperlambat pengampunan dan pengangkatan amal.
Betapa indahnya apabila kita sambut bulan Ramadan dengan dada yang lapang,yang kosong dari segala kedengkian,permusuhan dan konflik,dan kita isi dada kita dengan kecintaan dan kasih sayang.
FASTABIQUL KHAIRAT.
Allah SWT berfirman ” Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (QS.3:133). Dalam ayat yang lain Allah berfirman ” Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar ( QS.57:21). Inilah perlobaan meraih berbagai kebaikan dibulan sya’ban. Setiap kita berlomba-lomba untuk mendapatkan kasih sayang dan ampunan Allah,setiap kita membuka lembaran barunya dengan ketaatan kepada Allah,kita mulai dari bulan sya’ban dan kita tingkatkan sepanjang bulan Ramadan. Kita mulai dengan karunia Rabbani dan Titik Tolak Imani.
”ALLAHUMA BAARIKLANAA FI SYA’BAN WA BALIGHNA RHAMADAN”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar