Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya iman itu dijadikan di dalam diri sesorang diantara kamu sebagaimana pakaian, maka mohonlah kepada Allah agar Dia memperbaharui” (HR Al- Thabrani). Maksudnya iman itu dapat menjadi usang dalam hati seperti halnya pakaian yang dapat menjadi usang bila lama dipakai.
Hal-hal yang menguatkan Iman
1. Menuntut ilmu, yaitu ilmu yang menyebabkan bertambahnya pengetahuan dan keyakinan tentang iman [35:28].
2. Menyimak/ mentadaburkan Al-Qur'an [17:282]
3. Dzikir dan Fikir
Dzikir adalah mengingat Allah berserta sifat-sifatNya, hal-hal yang menyangkut keagunganNya dan membaca kalimahNya [33:41, 8:4] Fikir adalah aktivitas yang mengacu kepada renungan terhadap ciptaan Allah, ayat-ayatNya dan mukjizatNya [l3:190-191]
4. Mengikuti dan komitmen terhadap halaqoh zikir. “Tidaklah segolongan orang duduk seraya menyebut Allah melainkan para malaikat mengelilingi mereka, rahmat meliputi mereka, ketentraman nati turun kepada mereka dan Allah menyebut mereka termasuk dalam golongan yang berada di sisiNya”. (HR Muslim)
5. Memperbanyak amal shalih, yang harus diperhatikan :
- Sesegera mungkin melaksanakan ama1-amal sholih [3:33, 57:21, 22:90] dan hadits: “Pelan-pelan (berhati-hati) dalam segala sesuatu adalah baik kecuali di dalam amal akhirat”. (HR Abu Daud)
- Melakukannya secara terus-menerus. “Alah menyukai amalan yang walaupun sedikit, tapi dikerjakan secara terus-menerus.” (HR.Bukhori)
- Tidak merasa bosan. Maksudnya kerjakanlah ibadah sesuai dengan kemampuan. “Sesungguhnya agama itu adalah mudah, dan tidaklah agama itu dikeraskan oleh seseorang melainkan justru ia akan dikalahkan. Maka berbuatlah yang lurus dan sederhana.” (Hadits Riwayat Bukhari)
- Mengulang amalan yang tertinggal dan terlupakan.
Barangsiapa yang tertidur hingga ketinggalan bacaan wiridnya dari sebagian malam atau dari sebagian bacaan wirid, lalu dia membacanya lagi antara sholat Shubuh dan shalat Zuhur, maka ditetapkan baginya seakanlah dia membacanya pada malam itu juga.” (HR. An-Nasa' i)
- Berharap amalnya diterima Allah swt dan merasa cemas jika amalannya tidak dilerima Allah SWT.
6. Melakukan berbagai macam ibadah. "Barangsiapa yang menafkahi dua istri di jalan Allah, maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu sorga ‘Wahal hamba Allah, ini adalah baik. Lalu barangsiapa yang menjadi orang yang banyak mendirikan sholat, maka ia dipanggil dari pintu sholat. Barangsiapa menjadi orang yang banyak berjihad, maka ia dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa menjadi orang yang banyak melakukan shoum, maka ia dipanggil dari pintu ar-Rayyan, Barangsiapa menjadi orang yang banyak megeluarkan shodaqoh, maka dia dipanggil dari pintu shodaqoh.” (HR Bukhori) "Berbakti kepada orangtua adalah pertengahan dari pintu-pintu sorga." (HR at- Tirmidzi)
7. Dzikrul maut. “Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan, yaitu kematian.” (HR at-Tirmidzi) "Dulu aku melarangmu menziarahi kubur, ketahuilah, sekarang ziarahilah kubur karena hal itu dapat melunakkan hati, membuat mata menangis, mengingatkan hari akhirat, dan janganlah kamu mengucapkan kata-kata yang kotor. “ (HR Al- hakim)
8. Mengingat akhirat, yaitu mengingat nikmatnya sorga dan keras pedihnya neraka [lihat QS. 56, 75, dan 78].
9. Bermunajat kepada Allah dan pasrah kepadanya. Maksudnya: memohon kepada Allah dengan ketundukan dan kepasrahan yang sedalam-dalamnya.
10. Tidak berangan-angan secara muluk-muluk [26:205-207, 10:45].
11. Memikirkan kehinaan dunia [3:185]. Hadits: "Dunia ini terlaknat, dan terlaknat pula apa yang ada di dalanmya kecuali dzikruIlah dan apa yang membantunya, atau orang yang berilmu atau orang yang mencari ilmu.” (HR Ibnu Majah)
12. Mengagungkan hal-hal yang terhormat di sisi Allah [22:30,32].
13. Al-wala wal baro, artinya saling tolong menolong dan loyal kepada sesama muslim dan memusuhi orang-orang kafir [5:2].
14. Tawadhu (rendah hati). "Barang siapa menanggalkan pakaian karena merendahkan diri kepada Allah padahal ia mampu mengenakannya, maka Allah akan memanggilnya pada hari kiamat bersama para pemimpin makhluk, sehingga ia diberi kebebasan memilih diantara pakaian-pakaian iman mana yang dikehendaki untuk dikenakannya (HR At- Tirmidzi)
15. Muhasabah diri [59:18]
16. Do'a. [2:186].
REFERENSI
· Muhammad Shouh Al-Munajjid, Obat Lemahnya Iman, Darul Falah
· Dr. Muhammad Na'im Yasin, Yang Meguatkan Yang Membatalkan Iman, GIP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar