H. Abdul Rahman,Lc
Ramadhan adalah anugerah terindah yang di berikan Allah SWT pada kita. Maka inilah kesempatan kita untuk melakukan evaluasi dan perbaikan atas semua amal-amal kita. Apabila setiap manusia memikirkan dan merenungi dirinya maka ia akan dapatkan bahwa dia mempunyai pemikiran, pemahaman, perasaan dan perilaku yang melekat dan senantiasa muncul dalam kehidupan sehari-hari ketika dia berinteraksi dengan masyarakatnya. Maka pertanyaan yang ada adalah, apakah ia senang dengan kondisinya yang sekarang atau apakah ia menganggap bahwa ia berada dalam kondisi yang ideal ?. Atau apakah ia mempunyai titik kelemahan yang harus ia perbaiki? Apakah ia memiliki prilaku yang memang tidak bisa diperbaiki?. Inilah pertanyaan – pertanyaan yang selalu muncul dalam benak manusia, dan berusaha mencari jawaban dan solusinya. Sehingga terbuka semua sekat-sekat yang selalu menutupi hati kecil seseorang.
Hal-hal yang menghalangi evaluasi.
Walaupun manusia membutuhkan sebuah proses evaluasi dan perbaikan namun banyak diantara mereka yang tidak mau merenungi dan memikirkan hakekat dirinya sehingga ia tidak dapat melakukan perbaikan diri. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal:
- Tenggelam dalam pekerjaan.
Ini merupakan hal yang banyak dialami oleh manusia. Karena dengan alasan sibuk mereka tidak sempat untuk mengevaluasi kondisi dirinya padahal banyak diantara pekerjaan tersebut yang bukan pekerjaan penting.
- Ketika seseorang melakukan evaluasi mengharuskan dirinya untuk menentukan sikap dan melakukan perubahan.
Hal inilah yang sering membuat seseorang kurang mau melakukan evaluasi karena takut terbuka semua kelemahan dirinya. Sebagaimana seseorang tidak mau melakukan general chek-up karena takut kalau diketahui ternyata dia mempunyai banyak penyakit,sehingga dia dilarang untuk mengkonsumsi makanan atau minuman tertentu.
Ajaran Islam telah memberikan dorongan kepada manusia untuk selalu melakukan evaluasi diri dan mendidik manusia untuk tidak terlalu tenggalam dalam kehidupan materi dan pekerjaan yang tidak ada habisnya. Sebagaimana yang disabdakan Rasul SAW “Hasibuu anfusakum qabla an tuhaasabu” artinya Evaluasilah diri kalian sebelum kalian dievaluasi di hari akhri nanti. Sesungguhnya saat-saat perenungan dan evaluasi merupakan saat yang tepat bagi manusia untuk mengenali hakekat dirinya dan mengetahui kesalahan dan kealpaannya serta menjadi titik tolak untuk perbaikan diri menuju pribadi yang lebih baik. Mungkin inilah salah satu dari hikmah Qiyam Lail dimana seorang manusia secara khusu’ bermunajat kepada Rabbnya ditengah malam yang sunyi sehingga dia dapat merenungi dan mengevaluasi keadaan dirinya. Begitu pula dengan ibadah i’tikaf – berdiam diri dimasjid- dimana seorang manusia mempunyai kesempatan yang besar untuk memperbaiki diri.
Ramadan Terminal keimanan.
Tidak ada bulan yang bisa menyamai bulan ramadan. Bulan ini merupakan bulan yang paling tepat bagi manusia untuk merenungi dan mengevaluasi diri. Pada bulan ini Allah SWT melipatgandakan amal dan menghapuskan kesalahan. Dan pada bulan ini kesempatan untuk mendapatkan ampunan sangat besar sebagaimana sabda Rasul saw “ Orang yang paling merugi adalah orang yang tidak mendapatkan ampunan dari Allah SWT”. Namun perlu diingat bahwa untuk mendapatkan hal itu semua perlu adanya kesungguh-sungguhan dan keseriusan.
Untuk mendapatkan itu semua, maka Ramadan harus dijadikan sebagai bulan evaluasi dan berbenah diri. Karena ketika manusia -pada bulan ini- menahan diri dari makan dan minum dan berbagai kenikmatan yang biasa di dapatkan sehari-harinya, sesungguhnya dia sudah membebaskan diri dari tarikan-tarikan dunia, yang akan membuat dia semakin sensitif melihat kekurangan-kekurangan yang ada didalam dirinya. Dengan ini seorang manusia akan mendapatkan suasana ruhiyah yang baik,yang akan membuat dia lebih mampu untuk meraih manfaat dan faidah dari bulan yang penuh berkah ini. Salah satu ibadah yang sangat membantu proses evalusi adalah Qiyam lail, karena dalam ibadah tersebut seseorang beraudensi dengan Allah sendirian ditengah malam yang hening. Untuk itu bagi setiap mukmin jangan sampai terlewatkan tidak melaksanakan Qiyam lail. Maka harus dibuat perencanaan yang baik sehingga dapat melaksanakan Qiyam Lail dengan penuh semangat, bukan semata-mata menggugurkan kewajiban, sehingga ia bisa mendapatkan buah dan hasilnya yang sesuai dengan tujuan Qiyam lail, yaitu mendapatkan maqam yang terpuji disisi Allah SWT. “ Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS Al Isra’:79)
Ibadah lain yang sangat membantu proses evaluasi diri yang sangat dianjurkan dibulan ini adalah tilawah Al-Quran. Sebagaimana firman Allah “Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)” (QS.2:185). Dalam sebuah hadits Rasul saw bersabd “ Setiap sesuatu mempunyai musim semi (Masa-masa indah),dan musim seminya Al-Quran adalah bulan Ramadan”. Membaca Al-Quran akan membantu mukmin melihat kelemahan dan kealpaan dirinya, namun hal itu akan tercapai apabila dia berinteraksi bersama al-quran dengan tadabbur(Perenungan) dan berusaha memahami makna dan apa yang terkandung di dalamnya. Karena ada sebagian kaum muslimin yang membaca Al-Quran dengan mengkhatamkannya berkali-kali – ini sesuatu yang baik – namun jangan sampai tujuan utama menghabiskan bacaan tanpa dibarengi dengan perenungan. Untuk itu apabila seorang mukmin membaca Al-Quran dia harus selalu berada dalam posisi bertanya bagaimana kondisi dirinya dengan ayat yang sedang dia baca? Agar tergerak hatinya dan memberikan pengaruh kedalam perilakunya,sebagaimana dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda “ Sesungguhnya hati akan keras sebagaimana kerasnya besi,kemudian shahabat bertanya : Apa obatnya ya rasul? Kemudian Rasul saw menjawab “ Obatnya membaca Al-Quran dan mengingat kematian”. Maka seorang manusia mampu mengobati penyakit yang ada didalam dirinya dengan Al-Quran.
”Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS Al Isra:82)
” Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS Yunus:57)
”
| Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka[1334]. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh." (Qs Fushilat:44) |
| [1334]. Yang dimaksud suatu kegelapan bagi mereka ialah tidak memberi petunjuk bagi mereka. |
Dimensi Evaluasi dan Pembenahan diri.
Seorang manusia sangat membutuhkan perenungan dan evaluasi diri dalam beberapa hal:
Ø Evaluasi dalam pemikiran.
Setiap manusia hendaknya selalu mengevaluasi pemikirannya. Dan selalu bertanya apakah pemikirannya selama ini berada dalam garis yang benar? Karena seandainya setiap manusia mau merenungi dan mengevaluasi kembali pemikirannya,maka- Insya Allah - dia akan dapat memperbaiki kesalahan-kesalahannya. Namun banyak manusia yang tidak menyadari hal ini “ Inna wajadna abaana ala ummah wa inna ala atsrihim muktadun”. Seharusnya setiap manusia merdeka dari tarikan nafsunya, kuat dalam mengendalikan dirinya, sehingga ketika dia mendapatkan dirinya melakukan sebuah kesalahan maka dia tidak ragu-ragu untuk memperbaiki dirinya.” Innal ladzina taqaw idza massathum thoifatun minasy syayatina tadzakkaruu faidzahum mubshirun”
Ø Evaluasi dalam sifat diri.
Setiap mukmin seharusnya mengevaluasi sifat-sifat yang berada dalam dirinya,apakah dia dermawan atau bakhil? Apakah dia pemberani atau pengecut? Apakah dia tegas atau peragu? apakah dia jujur atau pembohong? Apakah dia orang yang suka terus terang atau suka berbelit-belit? Apakah dia orang yang rajin atau pemalas dan seterusnya. Untuk membuktikan hal itu semua seorang mukmin juga harus melakukan pertanyaan kepada dirinya sendiri dengan beberapa pertanyaan berikut: Apa yang akan aku lakukan apabila ada orang miskin yang datang kepadaku? Apa yang akan aku perbuat apabila anak-anak membuat kegaduhan dan memberantakan semua perabot yang ada dirumah? Bagaimana sikap saya apabila tiba-tiba terjadi peristiwa kecelakaan di depan saya? Bagaimana sikap saya apabila dikritik didepan umum? Apa tindakan saya apabila kepentingan pribadi saya berbenturan dengan kepentingan umum. Evaluasi ini mempunyai urgensi yang besar agar setiap mukmin melakukan proses perbaikan terhadap segala kekurangan dirinya dan berusaha melakukan pengembangan dan kemajuan diri.
Ø Evaluasi dalam pergaulan.
Yaitu melakukan evaluasi dalam hal prilaku dan perbuatannya terhadap orang lain. Dimulai dari istri dan anak-anak,kemudian kepada tetangga,karib kerabat dan seluruh manusia yang mempunyai hubungan dengan dirinya. Bulan yang mulia ini merupakan momen yang tepat untuk meningkatka hubungan seorang mukmin dengan masyarakatnya, dengan berusaha melakukan perbaikan hubungan, karena dalam sebuah sebuah hadits disebutkan bahwa amal seseorang tertahan tidak diangkat kepada Allah SWT disebabkan karena rusaknya hubungan seseorang dengan orang lain. Pintu-pintu syurga Allah buka pada hari senin dan hari kamis, Allah akan ampuni setiap hamba yang tidak menyekutukan DIA dengan sesuatu apapun kecuali orang yang punya konflik dengan saudaranya, kemudian Allah berkata kepada Malalikat: Lihatlah kepada dua orang tersebut sampai mereka memperbaiki hubungan mereka” (HR.Muslim). Betapa jelas pentingnya perbaikan hubungan antar masyarkat,betapa besar pengaruh rusaknya keharmonisan hubungan antara manusia. Dan betapa agung kedudukan hati yang sangat mempengaruhi pengampunan dan diangkatnya amal seorang mukmin. Maka dibulan yang suci ini kita sangat membutuhkan hati yang bersih,niat yang baik dan benar, mari kita mohon kepada Allah agar Dia memberikan kepada kita hati yang bersih dan suci.
Berbahagialah orang yang dapat melakukan evaluasi dan perbaikan diri pada bulan yang mulia ini. Dengan melakukan evaluasi dan perbaikan - Insya Allah – ampunan dan magfirah Allah akan kita dapatkan. Namun apabila seorang mukmin membiarkan dirinya tetap dalam kondisi apa adanya, maka ia akan kehilangan kesempatan emas yang akhirnya Ramadan berlalu begitu saja dan ia tidak mendapatkan pengaruh dalam perbaikan prilaku dan perbutannya. Dan yang lebih menyedihkan lagi apabila ampunan Allah SWT tidak didapatkan. Sungguh ini sebuah kerugian dan kesengsaraan yang sangat besar.!
ALLAHUMAGFIRLANA WAR HAMNA WA’TIQ RIQAABANA MINANNIRAAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar